Sabtu, 29 September 2012

"Trio Perkasa" pada Feng Shui


“Trio Perkasa”
Feng Shui pada hakikatnya membahas tentang peran angin, air dan gunung. Masing-masing komponen di atas memberi bentuk dan kontur pada permukaan bumi yang kita huni ini. Dengan mengetahui peran ketiga kekuatan perkasa ini, kita, manusia, dapat memanfaatkannya demi kelestarian bumi dan tentunya kesejahteraan manusia. Dengan mengetahui pola-pola perubahan, manusia dapat memanfaatkan guna memperoleh kemakmuran. Bahasan tentang gunung dibahas Luan Tao yang akan dibahas pada kesempatan berikut, sedangkan untuk duo: angin (feng) dan air (shui) menjadi inti bahasan tentang feng shui. Namun sebelum kita membahas lebih dalam pada tulisan-tulisan berikutnya, diberikan sekelumit ulasan tentang “Trio Perkasa” ini.

Angin (feng)
Aliran yang ada di atas permukaan tanah adalah angin. Ada kepercayaan bahwa naga-naga tinggal di aliran sungai atau di lautan namun juga dapat terbang ke atas awan untuk kemudian kembali ke sungai. Pengetahuan ini terkait dengan adanya proses penguapan, formasi awan dan hujan. Angin (feng) membawa naga air (shui) lewat pembentukan awan dan turun sebagai air hujan. Turunnya hujan memberi dampak pada lansekap lewat bentukan pola-pola aliran air sebelum kembali ke lautan, melalui sistem pengairan sungai yang ‘memahat’ bentuk lansekap, lembah-lembah, jajaran pegunungan dan pembentukan daerah dataran. Dikatakan bahwa angin bertiup dari segala penjuru arah, yang akan membuyarkan qi sebelum terakumulasi.

Air (shui)
Saluran-saluran air adalah aliran qi yang nyata. Qi itu sendiri memunyai arti udara atau uap. Dalam mengartikan air, perlu dicamkan adalah suatu ketentuan umum bahwa air yang mengalir deras atau lurus, membuat qi pergi dari suatu lokasi dengan cepat, sehingga tidak diinginkan; sebaliknya aliran air yang lambat membuat qi terakumulasi terlebih jika mereka membuat penampungan air di depan lokasi.
Aliran air yang berbelok-belok dan meliuk lambat adalah indikasi terbaik bagi adanya konsentrasi qi, sehingga persimpangan saluran-saluran air disebut titik pusat naga, dan dengan menggunakan kompas, seorang pakar feng shui dapat menenggarai ‘titik’ atau persimpangan tersebut.
Terlepas dari kedua hal di atas: angin dan air, ada satu faktor lain yaitu gunung. Akan lebih mudah dijelaskan pada bagian ini karena setelah dinasti Song, feng shui terbagi menjadi dua yaitu aliran Luan Tou yang lazim disebut dengan aliran bentuk dan aliran pengatur qi atau Li-qi.



Gunung (San)
Gunung-gunung seringkali digunakan untuk menggambarkan keabadian. Selain itu gunung dapat juga disebut dengan naga. Bentuk dan struktur gunung yang tampak mencuat di atas horison, dengan mengacu pada bentuk puncaknya, dapat dipilah ke dalam lima jenis gunung dan dinamai sesuai dengan unsur-unsur pada Lima Unsur (Wu Xing).  Untuk memudahkan memberi indikasi, kelima jenis gunung itu juga diberi nama seperti nama planet seperti tabel di bawah ini.

Bentuk: runcing; unsur: Api; planet: Mars
Bentuk: bundar dengan lereng runcing; unsur: Kayu; planet: Jupiter
Bentuk: persegi; unsur: tanah; planet: Saturnus
Bentuk: bundar dengan lereng tidak tinggi; unsur: logam; planet: Venus
Bentuk: Tidak rata, bergelombang, naik-turun dan punya banyak puncak kecil; unsur: air; planet: Merkurius

Selain penggolongan gunung berdasarkan unsur, terdapat pembagian gunung berdasarkan bentuk jajaran gunung-gunung yang dinamai seperti nama-nama bintang-bintang pada Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xing), yaitu: Tan Lang (“Serigala Rakus”); Ju Men (“Gerbang Besar”); Lu Cun (“Penghargaan”); Wen Chu (“Seni Kepustakaan”); Lian Zhen (“Kemurnian”); Wu Qu (“Seni Militer”); Po Jun (“Prajurit Terluka”); Fu Bi dan You Bi (“Asisten Kiri dan Asisten Kanan”). Bentuk dan formasi gunung yang berbeda akan memberi dampak yang berbeda pula bagi mereka yang tinggal di dekatnya, dimana dampak ini bisa berlangsung beberapa generasi. Jangan mencoba bertanya mengapa pemberian nama di atas tidak memiliki relevansi. Jangan terlalu memerhatikan nama setiap bintang karena memang tidak ada hubungan dengan makna yang ingin disampaikan.

Sabtu, 22 September 2012

"TRio Perkasa"





Trio Perkasa”
Feng Shui pada hakikatnya membahas tentang peran angin, air dan gunung. Masing-masing komponen di atas memberi bentuk dan kontur pada permukaan bumi yang kita huni ini. Dengan mengetahui peran ketiga kekuatan perkasa ini, kita, manusia, dapat memanfaatkannya demi kelestarian bumi dan tentunya kesejahteraan manusia. Dengan mengetahui pola-pola perubahan, manusia dapat memanfaatkan guna memperoleh kemakmuran. Bahasan tentang gunung dibahas Luan Tao yang akan dibahas pada kesempatan berikut, sedangkan untuk duo: angin (feng) dan air (shui) menjadi inti bahasan tentang feng shui. Namun sebelum kita membahas lebih dalam pada tulisan-tulisan berikutnya, diberikan sekelumit ulasan tentang “Trio Perkasa” ini.

Angin (feng)
Aliran yang ada di atas permukaan tanah adalah angin. Ada kepercayaan bahwa naga-naga tinggal di aliran sungai atau di lautan namun juga dapat terbang ke atas awan untuk kemudian kembali ke sungai. Pengetahuan ini terkait dengan adanya proses penguapan, formasi awan dan hujan. Angin (feng) membawa naga air (shui) lewat pembentukan awan dan turun sebagai air hujan. Turunnya hujan memberi dampak pada lansekap lewat bentukan pola-pola aliran air sebelum kembali ke lautan, melalui sistem pengairan sungai yang ‘memahat’ bentuk lansekap, lembah-lembah, jajaran pegunungan dan pembentukan daerah dataran. Dikatakan bahwa angin bertiup dari segala penjuru arah, yang akan membuyarkan qi sebelum terakumulasi.

Air (shui)
Saluran-saluran air adalah aliran qi yang nyata. Qi itu sendiri memunyai arti udara atau uap. Dalam mengartikan air, perlu dicamkan adalah suatu ketentuan umum bahwa air yang mengalir deras atau lurus, membuat qi pergi dari suatu lokasi dengan cepat, sehingga tidak diinginkan; sebaliknya aliran air yang lambat membuat qi terakumulasi terlebih jika mereka membuat penampungan air di depan lokasi.
Aliran air yang berbelok-belok dan meliuk lambat adalah indikasi terbaik bagi adanya konsentrasi qi, sehingga persimpangan saluran-saluran air disebut titik pusat naga, dan dengan menggunakan kompas, seorang pakar feng shui dapat menenggarai ‘titik’ atau persimpangan tersebut.
Terlepas dari kedua hal di atas: angin dan air, ada satu faktor lain yaitu gunung. Akan lebih mudah dijelaskan pada bagian ini karena setelah dinasti Song, feng shui terbagi menjadi dua yaitu aliran Luan Tou yang lazim disebut dengan aliran bentuk dan aliran pengatur qi atau Li-qi.
 
Gunung (San)
Gunung-gunung seringkali digunakan untuk menggambarkan keabadian. Selain itu gunung dapat juga disebut dengan naga. Bentuk dan struktur gunung yang tampak mencuat di atas horison, dengan mengacu pada bentuk puncaknya, dapat dipilah ke dalam lima jenis gunung dan dinamai sesuai dengan unsur-unsur pada Lima Unsur (Wu Xing).  Untuk memudahkan memberi indikasi, kelima jenis gunung itu juga diberi nama seperti nama planet seperti tabel di bawah ini.

Bentuk: runcing; unsur: Api; planet: Mars
Bentuk: bundar dengan lereng runcing; unsur: Kayu; planet: Jupiter
Bentuk: persegi; unsur: tanah; planet: Saturnus
Bentuk: bundar dengan lereng tidak tinggi; unsur: logam; planet: Venus
Bentuk: Tidak rata, bergelombang, naik-turun dan punya banyak puncak kecil; unsur: air; planet: Merkurius

Selain penggolongan gunung berdasarkan unsur, terdapat pembagian gunung berdasarkan bentuk jajaran gunung-gunung yang dinamai seperti nama-nama bintang-bintang pada Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xing), yaitu: Tan Lang (“Serigala Rakus”); Ju Men (“Gerbang Besar”); Lu Cun (“Penghargaan”); Wen Chu (“Seni Kepustakaan”); Lian Zhen (“Kemurnian”); Wu Qu (“Seni Militer”); Po Jun (“Prajurit Terluka”); Fu Bi dan You Bi (“Asisten Kiri dan Asisten Kanan”). Bentuk dan formasi gunung yang berbeda akan memberi dampak yang berbeda pula bagi mereka yang tinggal di dekatnya, dimana dampak ini bisa berlangsung beberapa generasi. Jangan mencoba bertanya mengapa pemberian nama di atas tidak memiliki relevansi. Jangan terlalu memerhatikan nama setiap bintang karena memang tidak ada hubungan dengan makna yang ingin disampaikan.


Apa itu Feng Shui?              
Feng berarti angin dan Shui berarti air. Istilah feng shui itu sendiri baru muncul ± 100 tahun silam, setelah tahun 1900-an. Sebelumnya, hanya dikenal istilah kan-yu yang berarti pengamatan terhadap kekuatan langit dan bumi. Apabila diruntut ke belakang perubahan istilah dari Kan-yu (pakarnya disebut kan-yu jia) menjadi feng shui terkait dengan pernyataan dari Guo Pu:

Aliran energi (qi) disebarkan oleh Angin, berkumpul pada tempat-tempat yang berbatasan dengan Air


“Angin” menunjukkan aliran qi dan “air” menunjuk dimana atau terdapat akumulasi qi

Selain istilah kan-yu juga dikenal istilah geomansi, dimana istilah ini adalah istilah yang diberikan oleh orang Barat atas praktik feng shui. Bangsa Barat menggunakan istilah geomansi karena melihat divinasi Arab yang  berkembang ke utara menuju Eropa dan ke selatan menuju Afrika pada akhir milenium pertama.
Kan berarti “tempat yang tinggi” atau “gunung”, sedangkan yu berarti “tempat yang rendah” atau “lembah.” Jadi kan yu adalah seni membaca pola energi di gunung dan lembah. Ada yang mengartikan kan sebagai “jalan langit” dan yu sebagai “jalan bumi”, dan jika kata itu disatukan, Kan-yu, berarti pola tanah berdasarkan pengertian Jalan Langit dan Jalan Bumi.
Dalam buku-buku Cina klasik juga dikenal istilah di li yang artinya pola-pola tanah atau dalam istilah modern adalah geografi dan ahlinya disebut di li jia. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa feng shui juga menjadi bagian tak terpisah dengan pembelajaran tentang tanah itu sendiri dan pola-pola yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia.

Apa itu feng shui?
Definisi singkat dari feng shui adalah praktik Cina kuno yang digunakan untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan alam agar didapat kemakmuran, keselarasan dan perubahan-perubahan berarti dalam kehidupan kita. Atau dengan kata lain bagaimana memperoleh manfaat dari energi-energi alam yang terdapat di lingkungan tempat kita tinggal. 

Definisi di atas barangkali cukup menjawab hal-hal seputar feng shui yang sering menyebut sebagai ‘Seni penataan perabot rumah’, ‘Merancang Interior’, ‘Hidup Harmonis dengan Alam’ atau ‘Meningkatkan Kekayaan’ (feng shui paling sering dihubungkan dengan topik-topik ini).
Dari pemanfaatkan energi itu kemudian muncul istilah-istilah ‘turunan’ seperti: memeroleh kemakmuran (baca: kekayaan), meningkatkan karir, menunjang kesuksesan, kesehatan prima, sukses dalam usaha, rukan dalam keluarga dll. 
Tiga kekuatan alam nan perkasa yaitu angin, air dan gunung menjadi tema feng shui bukanlah suatu kebetulan. Daya atau energi yang dikandung oleh ketiganya membawa dampak begitu besar bagi perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi yang kita injak ini. Artikel tentang ketiga kekuatan ini dapat dilihat pada bulan November.

Duet musisi asal Swedia, Roxette, rupanya tidak awam dengan istilah feng shui. Ini terbukti dalam hit yang menjadi soundtrack film “Pretty Woman” yaitu “It Must Have Been Love” ditutup dengan lirik “It’s where the waters flows, it’s where the wind blows” mirip dengan pernyataan Guo Pu di atas.