“Trio Perkasa”
Feng Shui pada hakikatnya membahas tentang peran angin,
air dan gunung. Masing-masing komponen di atas memberi bentuk dan kontur pada permukaan
bumi yang kita huni ini. Dengan mengetahui peran ketiga kekuatan perkasa ini,
kita, manusia, dapat memanfaatkannya demi kelestarian bumi dan tentunya
kesejahteraan manusia. Dengan mengetahui pola-pola perubahan, manusia dapat
memanfaatkan guna memperoleh kemakmuran. Bahasan tentang gunung dibahas Luan Tao yang akan dibahas pada
kesempatan berikut, sedangkan untuk duo: angin (feng) dan air (shui)
menjadi inti bahasan tentang feng shui. Namun sebelum kita membahas lebih dalam
pada tulisan-tulisan berikutnya, diberikan sekelumit ulasan tentang “Trio
Perkasa” ini.
Angin
(feng)
Aliran yang ada di atas permukaan tanah adalah angin. Ada
kepercayaan bahwa naga-naga tinggal di aliran sungai atau di lautan namun juga
dapat terbang ke atas awan untuk kemudian kembali ke sungai. Pengetahuan ini
terkait dengan adanya proses penguapan, formasi awan dan hujan. Angin (feng)
membawa naga air (shui) lewat pembentukan awan dan turun sebagai air hujan.
Turunnya hujan memberi dampak pada lansekap lewat bentukan pola-pola aliran air
sebelum kembali ke lautan, melalui sistem pengairan sungai yang ‘memahat’
bentuk lansekap, lembah-lembah, jajaran pegunungan dan pembentukan daerah
dataran. Dikatakan bahwa angin bertiup dari segala penjuru arah, yang akan
membuyarkan qi sebelum terakumulasi.
Air
(shui)
Saluran-saluran air adalah aliran qi yang nyata. Qi itu
sendiri memunyai arti udara atau uap. Dalam mengartikan air, perlu dicamkan
adalah suatu ketentuan umum bahwa air yang mengalir deras atau lurus, membuat
qi pergi dari suatu lokasi dengan cepat, sehingga tidak diinginkan; sebaliknya
aliran air yang lambat membuat qi terakumulasi terlebih jika mereka membuat
penampungan air di depan lokasi.
Aliran air yang berbelok-belok dan meliuk lambat adalah
indikasi terbaik bagi adanya konsentrasi qi, sehingga persimpangan
saluran-saluran air disebut titik pusat naga, dan dengan menggunakan kompas,
seorang pakar feng shui dapat menenggarai ‘titik’ atau persimpangan tersebut.
Terlepas dari kedua hal di atas: angin dan air, ada satu
faktor lain yaitu gunung. Akan lebih mudah dijelaskan pada bagian ini karena
setelah dinasti Song, feng shui terbagi menjadi dua yaitu aliran Luan Tou yang
lazim disebut dengan aliran bentuk dan aliran pengatur qi atau Li-qi.
Gunung
(San)
Gunung-gunung seringkali digunakan untuk menggambarkan
keabadian. Selain itu gunung dapat juga disebut dengan naga. Bentuk dan struktur
gunung yang tampak mencuat di atas horison, dengan mengacu pada bentuk
puncaknya, dapat dipilah ke dalam lima jenis gunung dan dinamai sesuai dengan unsur-unsur
pada Lima Unsur (Wu Xing). Untuk memudahkan memberi indikasi, kelima
jenis gunung itu juga diberi nama seperti nama planet seperti tabel di bawah
ini.
Bentuk: runcing; unsur: Api; planet: Mars
Bentuk: bundar dengan lereng runcing; unsur: Kayu;
planet: Jupiter
Bentuk: persegi; unsur: tanah; planet: Saturnus
Bentuk: bundar dengan lereng tidak tinggi; unsur: logam;
planet: Venus
Bentuk: Tidak rata, bergelombang, naik-turun dan punya
banyak puncak kecil; unsur: air; planet: Merkurius
Selain penggolongan gunung berdasarkan unsur, terdapat
pembagian gunung berdasarkan bentuk jajaran gunung-gunung yang dinamai seperti
nama-nama bintang-bintang pada Bintang Terbang (Xuan Kong Fei Xing), yaitu: Tan
Lang (“Serigala Rakus”); Ju Men (“Gerbang Besar”); Lu Cun (“Penghargaan”); Wen Chu (“Seni Kepustakaan”); Lian Zhen (“Kemurnian”); Wu Qu (“Seni Militer”); Po Jun (“Prajurit Terluka”); Fu Bi dan You Bi (“Asisten Kiri dan Asisten Kanan”). Bentuk
dan formasi gunung yang berbeda akan memberi dampak yang berbeda pula bagi
mereka yang tinggal di dekatnya, dimana dampak ini bisa berlangsung beberapa
generasi. Jangan mencoba bertanya mengapa pemberian nama di atas tidak memiliki
relevansi. Jangan terlalu memerhatikan nama setiap bintang karena memang tidak
ada hubungan dengan makna yang ingin disampaikan.