Sabtu, 18 Januari 2014

Feng Shui Non-Klasik



Feng Shui non klasik
Yang Anda baca di atas adalah feng shui klasik. Mungkin ada yang tergelitik dengan pertanyaan apakah ada feng shui yang non-klasik atau kontemporer?   

Fenomena:
  • Ada buku-buku feng shui yang umumnya dikarang oleh warganegara Amerika atau warganegara Amerika Latin pada khususnya dan penulis Barat pada umumnya yang dapat kita duga dari namanya.
  • Mungkin Anda pernah melihat atau bahkan membaca buku karya Karen Kingston (“Clearing Space with Feng Shui”) atau Jamie Lim (“Feng Shui Dimension”) atau Richard Webster (berbagai judul).
  • “Untuk meningkatkan karir, maka aktifkan sertor utara rumah Anda.” Pesan singkat ini ada pada buku-buku yang disebut di atas karena mereka mengawali dengan menguraikan kotak Lo Shu, dimana setiap sektor (ada 9 sektor) menunjuk 9 aspirasi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Tafsir atas kotak Lo Shu itu sama untuk semua pengarang aliran ini, sehingga ada pernyataan (baku) seperti disebut di atas.

Sejarah
Barangkali, Amerika adalah negara yang sangat sulit dimasuki oleh ilmu yang kurang eksak atau kurang menarik minat mereka seperti halnya feng shui. Pelopor yang mengenalkan feng shui adalah Larry Sang lewat America Feng Shui Institute yang digagasnya. Diperlukan waktu lama, bahkan sampai hari ini, relatif tidak banyak mengalami kemajuan. Kalah pamor dengan pakar feng shui dari negara tetangga Amerika seperti Kanada, yang memiliki banyak imigran dari negara Tiongkok. Muncul feng shui dari Kanada dengan pengajar  Yoseph Yu, pertama kali, namun kemudian disusul dengan Peter Leung yang langsung menggebrak lewat penyelenggaraan seminar-seminar metafisika Cina yang beragam mulai dari yang sederhana seperti Feng Shui dan Ba Zi, namun dalam perkembangannya mulai menyelenggarakan Qi Men Dun Jia dan I Ching.

Nama lain yang muncul di Amerika adalah Prof. Lin Yun yang memunyai banyak pengikut dan murid. Banyak pengarang buku feng shui dimana sebelumnya adalah murid-murid Prof. Lin Yun yang juga dikenal sebagai pencetus aliran Black Sect Tantric Buddha di Amerika.
Profesor ini mengenalkan feng shui yang selama ini awam bagi warganegara Amerika dengan feng shui yang, kemudian, biasa disebut sebagai feng shui gelombang baru (new wave feng shui) atau ada yang menyebut “feng shui pop.” Tentunya nama yang berbeda ini memberi arti bahwa isinya tentu berbeda pula.
Aliran feng shui yang dikembangkan oleh Prof. Lin Yun ini muncul pada tahun 1990-an dan memunyai banyak murid. Anda mungkin pernah mendengar  atau menemukan buku feng shui karya Karen Kingston, Taryn Kheraah, Jamie Lim bahkan kalangan arsitek Amerika seperti: Vincent M. Smith & Barbara Lyons Steward memberi acuan tentang design bangunan menggunakan feng shui gelombang baru ini karena keduanya juga berguru pada Prof. Lin Yun.

Buku-buku mereka memunyai judul yang menunjuk penggunaan feng shui secara spesifik. Feng shui jenis ini memunyai perbedaan kontras dengan feng shui klasik.

Persamaan feng shui klasik dan feng shui gelombang baru adalah Ba Gua.

Perbedaan feng shui klasik feng shui gelombang baru:  
  1. Mempertimbangkan arah
  2. Mempertimbangkan lokasi
  3. Melihat bentuk-bentuk fisik lingkungan
  4. Memperhatikan penghuni
  5. Menggunakan perhitungan, observasi dan formula
  6. Tidak memiliki relevasni dengan obyek, atribut atau ornamen yang terkait dengan budaya Cina seperti seruling, genta, warna dll.

Feng shui gelombang baru: 
  1. Arah dibagi menjadi 8 aspirasi yang berbeda dan tidak berubah
  2. Menggunakan obyek, atribut atau ornamen yang terkait dengan budaya Cina untuk mengaktifkan sektor-sektor tertentu.
  3. Tujuan untuk penataan interior.

Apabila Anda merasa tidak yakin dengan praktik feng shui apakah feng shui klasik atau feng shui non-klasik, ada beberapa pedoman di bawah yang dapat dipakai sebagai pokok uji petik, yaitu:

  1. Menggunakan kompas atau Lou Pan dalam mengukur arah
  2. Membuat analisis terhadap lokasi dan arah berdasarkan arah hadap
  3. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar lahan atau rumah menyangkut bentuk dan formasi seperti jalan raya, aliran air, arah air,  posisi bukit atau gunung (jika ada).
  4. Memperhatikan aspek waktu seperti riwayat tanah atau kapan rumah dibangun.
  5. Memperhitungkan para penghuni rumah
  6. TIDAK mengharuskan memasang simbol-simbol keberuntungan tertentu.
  7. TIDAK menyinggung praktik kepercayaan tertentu seperti: mengucapkan doa-doa tertentu, memasang dupa, memberi hormat kepada arca dengan bentuk-bentuk tertentu.   

Bagi Anda pengemar, antusias atau sedang memelajari feng shui. Bagaimana Anda mengetahui bahwa feng shui klasik yang diajarkan?

Untuk menguji apakah Anda memelajari feng shui klasik dapat diketahui lewat 3 tahap, yaitu:
  1. Apakah pengajar tersebut memunyai guru dan aliran feng shui tertentu. Dalam banyak hal dapat juga diketahui aliran yang dianut (San He, San Yuan atau kedua-duanya). Umumnya mereka memeroleh pengetahuan lebih dari satu guru.
  2. Dapat menjelaskan penggunaan dan kegunaan ring-ring pada Lo Pan.
  3. Dan tambahan, dapat membuktikan pengetahuan feng shuinya dalam aplikasi dalam kehidupan nyata.

Terlepas dari semua itu, kita harus berterima kasih kepada Prof. Lin Yun atas jasanya mengenalkan feng shui di Amerika.

Sabtu, 04 Januari 2014

Alam Semesta (Feng Shui)



Alam Semesta
Alkisah, dulu kala, langit dan bumi adalah satu. Dunia laksana sebuah materi gelap gulita seperti telur raksasa dan di dalamnya bermukim Pan Gu. Suatu saat, setelah tertidur selama 18.000 tahun, bangunlah Pan Gu. Merasa marah dengan kegelapan yang menyelimutinya, dia memecahkan kegelapan itu dan membelah telur raksasa itu sehingga menjadi langit (di atas) dan bumi (di bawah).
Dengan menggunakan tubuhnya sebagai pilar, dia menyangga langit di atas sedang kakinya berada di sumur magma. Mengabaikan rasa sakit Pan Gu menjangga agar langit tidak runtuh lagi. Beribu-ribu tahun kemudian Pan Gu terbaring sekarat, namun jarak antara langit dan bumi tidak memungkinkan mereka menjadi satu lagi dan muncul terang di dunia. Nafasnya menjadi angin dan awan, suaranya yang menggelegar menjadi petir, bola mata kanan menjadi bulan dan bola mata kiri menjadi matahari, tangan dan kakinya berubah menjadi deretan gunung dan kutub, darahnya menjadi sungai, pembuluh darah menjadi jalanan, otot menjadi hamparan tanah, kulit dan bulu ditubuhnya menjadi bunga, rumput dan pohon, rambut dan kumis menjadi bintang di langit, gigi dan tulangnya menjadi logam dan bebatuan yang keras, keringatnya menjadi hujan dan embun dan hatinya menjadi bintang Big Dipper.
Kisah di atas mirip dengan mitologi Yunani tentang dewa Atlas yang memanggul dunia di atas tenguknya. Jika dia mengubah posisi, maka gerakan itu disebut gempa bumi.

Alam semesta (universe), dalam bahasa Cina, disebut yu zhou. Terdiri dari gabungan dua kata, yu yang berarti “ruang” dan zhou yang berarti “waktu tak yang tak terbatas” atau “waktu tanpa awal atau akhir.” Cukup mengejutkan, karena Einstein, lewat teori relativitas, menggabungkan ruang-waktu dalam bahasan tentang alam semesta.

Konsep lain tentang alam semesta ini, secara sederhana, dapat diilustrasikan sebagai perubahan dari Wu Qi (bayangkan lingkaran tanpa isi – tidak diketahui awal dan akhir), berkembang dimana lingkaran berisi titik hitam kecil di tengah sebelum akhirnya berubah menjadi lingkaran berisi ikan hitam (yin) bermata putih (yang) dan ikan putih (yang) bermata hitam (yin) saling berkejaran, dengan mata.

 

Gambar ini menunjuk bahwa di dunia ini tidak ada yang mutlak, dimana kualitas yang (baik, terang, matahari, pria) juga memiliki kualitas yin (jahat, gelap, bulan, wanita). Kedua kualitas ini dapat berjalan bersama dan saling lengkap. Misal: matahari bersinar pada siang dan bulan memberi sinar pada malam. Alam semesta ini akan terus berkesinambungan lewat interaksi yin dan yang.

Berdasar Teori Dentuman Besar (”Big Bang Theory”) disebut bahwa 15 miliar tahun silam, alam semesta yang kita huni ini muncul dari panas, lautan materi dan energi padat, dimana dalam hitungan 10-43 detik terjadi dentuman besar. Sejak saat itu alam semesta terus berkembang (inflate) terus sampai hari ini.
Perkembangan ini yang pernah dicoba dijabarkan oleh Einstein lewat besaran lamda (λ) yang disebutnya adalah kontansta, namun ternyata setiap planet  berkembang dengan kecepatan yang berbeda, sehingga tidak sesuai apabila disebut konstanta.

Alam semesta pada feng shui dibagi menjadi 2: makrokosmos dan mikrokosmos. Paparan tentang konsep ini dipakai pada Xuan Kong Fei Xing, dimana yang lebih luas dianggap makro sedang lainnya mikro. Contoh, apabila makrokosmos mewakili ruangan rumah, maka mikrokosmos adalah sektor atau ruangan dalam rumah tersebut. Apabila sektor atau ruangan dalam rumah dianggap makrokosmos, maka mikrokosmos menyangkut bagian-bagian dari sektor atau ruangan tersebut.  Pada Luan Tao, makrokosmos mengacu pada kondisi dan struktur alam di sekitar tempat hunian atau makam sedangkan mikrokosmos adalah lokasi tempat  hunian atau makam tersebut.
Konsep kosmos feng shui ini sering rancu dengan konsep ruang. Sedikit beda, konsep ruang pada feng shui mengacu pada kotak Lo Shu yang memunyai pengertian lebih luas. Kotak Lo Shu dipakai untuk acuan semua teori feng shui sedang pada Xuan Kong Fei Xing dipakai guna menentukan makrokosmos dan mikrokosmos.