Mengajukan pertanyaan adalah salah satu cara untuk
mengawali suatu penjelajahan ilmiah. Mungkin Anda pernah mendengar begitu (kata)
feng shui disebut, maka ada orang yang,
kemudian, menyodorkan tangan untuk dianalisis. Pada sisi lain, feng shui
diasosiasikan dengan ilmu yang membuat seseorang, jika menerapannya, akan kaya
raya tanpa banyak bersusah-payah (barangkali seperti memelihara tuyul!). Atau
ada yang mengasosiasikan feng shui dengan aliran agama atau kepercayaan
tertentu. Ada yang menyebut bahwa feng shui adalah seni tata-letak rumah tinggal
(termasuk makam) atau arsitektur Cina kuno yang dipakai untuk membangun istana
raja atau bahkan seni hidup harmonis dengan alam.
Pengertian mana yang paling sesuai dan benar tentang feng
shui, dicoba dituang lewat pertanyaan bilamana (WHEN), dimana (WHERE) dan
apa (WHAT) itu feng shui.
Feng shui terbentuk setelah melewati proses evolusi
selama ribuan tahun. Ada tiga penemuan pokok yang mendasari feng shui, yaitu:
sistem kalender, I Ch’ing (Yi-Jing) dan penemuan kompas yang kelak menjadi Lou
Pan dengan nilai tambah yaitu mengandung formula-formula feng shui pada
lempengannya yang lazim disebut cincin (rings).
Kalender atau
almanak
Kalender memegang peran paling penting sejak jaman
dahulu. Raja menyandang gelar anak langit. Tidaklah mengherankan apabila setiap
raja berupaya keras menciptakan kalender. Mereka mempekerjakan
astronom-astronom terkemuka guna membuat kalender atau almanak dengan mengamati
fenomena-fenomena yang terjadi di langit. Perubahan iklim, cuaca, rotasi
matahari dan rotasi bulan ini, kemudian, dijadikan dasar perhitungan mereka
untuk menentukan kalender guna disebarluaskan kepada khalayak sebagai dasar
penentuan waktu seperti musim tanam, panen, perayaan kerajaan.
Sistem kalender pertama kali digunakan pada tahun 2696 SM.
Kalender ini, pada saat itu, dipakai sebagai pedoman bagi rakyat dalam hal
seperti: penentuan tanggal musim tanam, jadual upacara-upacara kerajaan, awal
dan akhir musim. Dalam perkembangannya, kalender ini terus diperluas
penggunaaannya dan akurasinya dengan memekerjakan ahli-ahli perbintangan (falak)
pada masa itu untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perubahan-perubahan
terhadap planet-planet (termasuk matahari dan bulan), gerakan bintang-bintang
dan gejala-gejala alam semesta seperti gerhana atau pergantian musim. Sampai
sekarang dikenal ada 3 jenis kalender, yaitu: kalender Lunar, kalender Solar
dan kalender Lunisolar.
Pencatatan yang semakin lengkap dan akurat ini membuat
kalender di masa berikutnya makin dapat diandalkan untuk membuat prediksi
terhadap fenomena-fenomena planet-planet tersebut. Kejadian-kejadian tertentu
yang terkait dengan raja juga dicatat dalam kalender sebagai panduan bagi
rakyat ini diterbitkan secara rutin setiap menjelang pergantian tahun. Sampai
sekarang, kalender ini tetap terbit dengan nama Tung Shu.
Kalender Bulan (Lunar), Kalender Matahari (Solar) dan Kalender
bulan-matahari (Lunisolar)
Kalender bulan (Lunar) menggunakan
dasar waktu rotasi bulan mengelilingi bumi. Kalender matahari (Solar)
menggunakan dasar waktu rotasi bumi mengelilingi matahari atau seringkali
disebut kalender Gregorian.
Rotasi bulan (terhadap bumi) adalah
29,53 hari setiap bulan sehingga dalam 1 tahun ‘hanya’ 354,36 hari. Penentuan
lamanya 1 bulan untuk kalender Lunar adalah 29 atau 30 hari, sedangkan
‘selisih’ ± 11 hari ini (365 hari – 354,36 hari), dikumpulkan
untuk ditambahkan sebagai bulan sisipan (intercelary)
setiap 3 tahun. Kalender Hijriah juga menggunakan pedoman kalender Lunar
sehingga setiap tahunnya Idul Fitri akan maju 10 – 11 hari. Kalender bulan ini
diawali pada Imlek yang beragam setiap tahunnya. Awal tahun 2009 tanggal: 26 Januari
dan awal tahun 2010: 14 Februari.
Bumi mengelilingi matahari selama
365,24 hari sehingga setiap empat tahun (kabisat) ditambahkan 1 hari (0,24 x
4) ini sebagai tanggal 29 Februari. Awal tahun untuk kalender Solar ini
adalah tetap yaitu setiap tanggal 1 Januari.
Kalender Lunisolar adalah kalender
yang menggabungkan periode waktu 1 bulan lama bulan mengelilingi bumi dengan
periode 1 tahun adalah lama bumi mengelilingi matahari dan dibagi menjadi
empat musim. Sejak dinasti Xia (2205 SM. - 1765 SM.), dan digunakan oleh
petani sebagai pedoman untuk mulai tanam atau penen, maka kalender ini sering
juga disebut almanak petani (farmer
almanac). Awal tahun untuk kalender
Lunisolar adalah tetap yaitu setiap tanggal 4 atau 5 Februari yaitu tanggal mulai
atau awal musim semi.
|