Luan Tao, mahluk apa ini?
o
Meng T’ien, pembangun tembok besar (Great Wall) mengatakan bahwa dia tidak akan dapat membangun tembok
besar tanpa memotong nadi-nadi (naga) bumi.
o
Ada ungkapan yang mungkin pernah Anda dengar yaitu ada
‘naga’ di Jakarta dengan kepala di Muara Karang dan ekor Cilangkap. Atau pernah
mendapat kiriman email kolom Kafi Kurnia bahwa jalur busway yang dibangun di
sepanjang jalan MH. Thamrin dan Sudirman sampai Ratu Plaza, merusak dan
mengusik formasi naga yang selama ini tenang dan memberi kemakmuran di
sepanjang kedua jalan itu.
o
Sejarah Tionghoa memberi apresiasi untuk setiap rincian
dari topografi. Bentuk gunung dan bukit, aliran sungai disamping hutan dan
dataran atau padang rumput diamati dengan teliti. Pada jaman modern, yang
diperhatikan adalah kontruksi buatan manusia seperti tembok kota dan tempat
hunian.
Menurut Qing Nan Jing, ada lima planet di langit dan
punya padanan lima unsur di bumi. Di langit ada bintang dan galaksi, sedang di
bumi terdapat gunung-gunung dan sungai-sungai. Qi bergerak di bumi memunyai
hubungan dengan bentuk-bentuk di langit seperti ada ungkapan, “Di langit,
bentuk dicitrakan. Di bumi, diubah menjadi bentuk. Perubahan itu nampak
sudah.”
Secara leksikal, bentuk-bentuk di langit memiliki padanan
di bumi. Orang kuno memelajari bahwa tempat yang menguntungkan memiliki fungsi
pelindung dan produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa suatu tempat dikatakan
menguntungkan jika dilindungi oleh gunung-gunung yang memunyai air dimana air
senantiasa mengalir dan terkumpul di depan rumah. Agar mudah diingat, maka
pakar feng shui meminjam istilah empat binatang pelindung dari astronomi kuno
dalam mencari tempat-tempat yang dapat memenuhi kriteria-kriteria di atas.
Luan Tao yang berarti ‘jajaran gunung’ adalah feng shui dalam
skala besar untuk eksterior. Feng shui dalam skala paling besar ini mengamati
jajaran serta bentuk gunung-bunung dan bukit-bukit, liuk dan liku aliran sungai
dari mata air sampai bermuara di laut, lembah, danau, dataran tinggi, kontur dan
topologi tanah. Alur-alur ini lazim disebut dengan naga.
Falsafah penting dalam perkembangan sejarah bangsa Cina adalah
memberi apresiasi terhadap setiap detail topografi. Bentuk gunung dan bukit,
alur dan aliran sungai, letak hutan dan ngarai atau jurang masing-masing
mendapat perhatian.
Dalam era modern ini atau mereka yang tinggal di daerah
perkotaan, struktur dan bentuk-bentuk di atas digantikan. Gedung-gedung
bertingkat tinggi dianggap gunung, jalan raya besar menjadi aliran sungai dunia
modern dan jalan yang lebih kecil menjadi anak-anak sungainya. Semua itu
membawa pengaruh bagi bangunan-bangunan yang diciptakan manusia. Mulai dari penataan
tata kota, gedung-gedung apartemen, kawasan perdagangan, komplek ruko, kompleks
perumahan, dirancang secara seksama agar bangunan terlindungi dari
dampak-dampak yang tidak menguntungkan sembari berupaya memaksimalkan
kemaslahatannya bagi manusia.
Keunggulan tanah dengan letak dan kontur tertentu dalam
suatu bukit atau gunung memberi manfaat tersendiri bagi jenazah yang dikubur di
sana. Ini dapat dijelaskan bahwa ada pembedaan perlakuan untuk penggunaan
formula-formula feng shui karena ada 3 jenis tanah, yaitu: naga dataran tinggi;
naga tanah bergelombang dan naga tanah datar.
Mempelajari Luan Tao berarti belajar mengamati kontur
tanah, pemetaan lokasi sungai agar dapat diperoleh tempat tinggal atau makam
yang mampu mendapatkan qi dalam jumlah memadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar