Kamis, 17 April 2014

Legenda Tentang Naga



Legenda tentang Naga
Naga adalah binatang maya namun naga memiliki legenda hampir di semua bangsa baik bangsa Barat maupun bangsa Timur. Naga dialihbahasakan dari kata dragon (bahasa Inggris) yang berasal dari kata Yunani kuno drakon atau dalam bahasa Latin draco atau draconis yang berarti ular. Tidak jelas diketahui apakah ular dalam bentuk mistik atau binatang yang mirip dengan ular yang kemudian disebut naga. Naga dalam gambar orang Cina yang lazim kita lihat adalah memiliki kepala seperti unta, bertanduk rusa, bermata  kelinci, bertelinga kerbau, bersisik dan bersungut seperti ikan, bentuk badan panjang seperti ular, pantat seperti katak, berkaki seperti harimau dan cakar elang.

Bagaimana proses terbentuknya binatang ‘hibrid’ seperti ini?

Konon, Cina dengan daratan luas yang terbentang, bermukim berbagai jenis suku bangsa. Seperti lazimnya animisme, mereka memuja suatu benda atau binatang.  Ada suku yang memuja harimau, suku lain mengidolakan ular. Pada daerah yang berbeda binatang ikan dipuja dan suku tetangga menilai tinggi binatang elang. Agar semua suku bangsa ini dapat terintegrasi, maka perlu diciptakan sosok mahluk yang mampu mewakili semua atribut dari binatang yang dipuja atau dihormati oleh setiap suku. Sosok naga adalah binatang hibrid yang tercipta untuk mengakomodir semua itu.

Kata ‘naga’ sangat sensitif ini dalam kaitannya dengan agama, terutama bagi umat Nasrani. Setidaknya ada 3 alasan yang dapat disebut.
Pertama, makna naga dalam kosa kata Cina – dapat merujuk pada sesuatu yang berasosiasi dengan Raja selain terkait dengan hal-hal mistis lain.
Kedua, kata naga yang muncul dalam kitab Wahyu 12 adalah lambang iblis – dapat berarti musuh Tuhan. Ditambah dengan gambaran tentang berbentuk ular ini terasosiasi dengan binatang yang bujukannya mampu membuat Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.
Ketiga, rasa takut bahwa kepemilikan barang atau sesuatu dengan gambar naga dapat menjadi tempat bermukim iblis – merupakan kulminasi alasan kedua karena banyak patung dan simbol dengan wujud naga yang memberi nuansa Cina seringkali diartikan sebagai hal yang bertentangan dengan agama.   

Ada perbedaan pengertian dan gambaran tentang sosok naga antara Barat dan Timur. Bentuk naga versi Barat sedikit berbeda karena kurang kompleks seperti gambaran versi Timur seperti yang disebut di atas. Sosok naga Barat ini cenderung memiliki gambaran yang lebih ‘sederhana’ – tidak serumit naga Timur seperti yang sudah disebut di atas, namun lebih banyak mewakili sisi jahat. Barangkali karena kena pengaruh Alkitab.

Personifikasi naga Timur lebih positif. Hujan dan angin disebabkan oleh naga roh (shen long), naga langit (tian long) bertugas menopang istana dewa-dewa agar tidak runtuh, gempa bumi dan arah aliran sungai adalah naga bumi (ti long) dan di dalam laut bercokol naga laut yang tidak bertanduk. Gambar naga menjadi ornamen wajib raja dan menjadi larangan bagi khalayak untuk memakainya. Ornamen atau hiasan naga bercakar lima hanya boleh dipakai oleh raja dan bercakar empat dapat dipakai oleh pangeran. Naga menjadi lambang berkah dan sukacita, dimana hal ini telah berakar dalam pada budaya Cina.

Naga juga melambangkan air yang memberi hidup. Citra ini adalah alasan mengapa naga dipakai sebagai simbol raja. Raja dianggap membawa kehidupan  bagi rakyat.

Sabtu, 05 April 2014

Feng Shui = Meramal?



Feng Shui = Meramal
Feng Shui, dalam banyak hal, diasosiasikan dengan kegiatan peramalan, sehingga tidak berkenan dalam pandangan agama karena dianggap menyalahi ajaran Tuhan.  Sebenarnya, dalam feng shui, tidak ada hal khusus tentang peramalan. Formula-formula pada feng shui sudah baku dan tidak banyak mengalami perubahan sejak pertama kali muncul istilah feng shui (menjelang runtuhnya dinasti Qing). Yang paling mencolok adalah pemanfaatan komputer untuk membantu orang. Tidak mungkin terbayangkan oleh orang jaman dahulu bahwa di abad sekarang ini kalender Hsia – untuk Ba Zi - sudah ada dalam bentuk Excel yang dapat dibawa kemana-mana karena ada dalam Blackberry.  

Seperti halnya ramalan cuaca, awalnya mungkin dianggap mistik atau menentang kehendak Tuhan (act of God). Sekarang, hampir semua media menampilkan berita cuaca di halaman depan atau pada jam-jam tertentu secara rutin. Apa yang membuat perubahan pemikiran ini tidak lain adalah waktu. Waktu dan tentunya lewat kemajuan teknologi membuat fenomena alam yang dulunya tidak dapat diprediksi menjadi dapat diprediksi. Makin banyaknya parameter yang digunakan ini diharapkan mampu meningkatkan keakuratan prediksi.

Apa yang salah dengan prediksi?

Adalah hakikat manusia ingin mengetahui masa depan. Bukan hanya pada masa kini, namun sejak jaman kuno. Dalam mitologi Yunani dikenal Delphi yang dikenal sebagai tempat untuk melakukan Oracle (aktivitas divinasi). Orang datang ke sana untuk bertanya atau meminta saran tentang suatu problem atau pilihan ‘bijaksana’ yang harus mereka buat. 

Kembali ke awal tulisan tentang cuaca. Dapat dikatakan meskipun sudah digunakan banyak parameter seperti kecepatan angin, kelembaban, suhu masih juga kita sering menyalahkan pemberi prediksi ini begitu apa yang mereka prediksikan tidak sesuai dengan hal yang terjadi. Sama seperti hal di atas, feng shui didasarkan pada pengamatan dan perhitungan dengan menggunakan paramater-parameter, namun pasti telah ada peluang tidak akurat pula.

Barangkali Anda ingin mencoba lewat ilmu cocok-mencocok (ilmu gatuk – dalam bahasa Jawa). Untuk belajar ilmu ini, Anda cukup mengamati fenomena atau hal yang sudah terjadi dengan dengan menggunakan ilmu dan keahlian yang Anda miliki, Anda kemudian mencari teori, padanan atau pola yang sama yang pernah terjadi sebelum menentukan bahwa fenomena atau peristiwa itu terjadi karena [sebut sesuai keinginan Anda] dan masih dapat diberi bumbu-bumbu bahwa fenomena atau peristiwa ini sesuai dengan teori [sebutkan hal apa yang ingin sebutkan].

Setiap detik lahir beberapa bayi, tentunya ada yang memiliki tanggal kelahiran sama dengan Bill Gates atau Dan Brown. Begitu Bill Gates menjadi orang terkaya di dunia lewat perusahaan yang dirintis, Microsoft, maka orang mengurai tanggal lahirnya dengan menggunakan Ba Zi (Analisis Pilar – pilar kelahiran dan pilar-pilar keberuntungan) dan dicocokkan dengan periode kapan Bill Gates Microsoft meraih sukses sebelum akhirnya memiliki harta berlimpah.
Tidak ada orang yang mengenal Dan Brown sebelumnya. Buku-buku karyanya seperti Digital Fortress, Deception Point dan Angel and Demon tidak sukses di pasar, namun begitu Da Vinci Code meledak di pasar lewat kontroversinya, maka karya-karya sebelumnya mulai dicari orang. Novel sukses ini kemudian  diterjemahkan ke berbagai bahasa bahkan dibuat versi layar lebar dengan pemeran utama Tom Hanks.  Dan Brown sontak menjadi pengarang sukses dan tentunya pendapatan dari royalty buku dan filmnya memberinya kekayaan berlimpah. Kembali, dengan menggunakan Ba Zi orang kemudian menghitung ulang pilar-pilar keberuntungan Dan Brown sebelum diinterpretasikan sesuai dengan keinginannya agar sesuai dengan riwayat Dan Brown.

Penjelasan di atas tidak berarti bahwa Ba Zi tidak berfungsi. Dalam banyak hal, minimal, Ba Zi dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisis perjalanan hidup seseorang, namun jangan langsung terpaku pada pendapat bahwa alat ini pasti paling benar. Masih ada alat-alat lain pada feng shui lewat formula-formula dan teori-teori yang dapat dipakai seperti halnya pada Ba Zi untuk melakukan analisis.

Pesan:
Semua alat dapat digunakan untuk melakukan analisis atau melakukan prediksi agar dapat diperoleh kesimpulan yang benar dan lengkap. Dalam menganalisis kehidupan seseorang selain Ba Zi dapat dilengkapi dengan Zi Wei Dou Shu (astrologi Bintang Ungu) atau Membaca Wajah (Mian Xiang) bahkan terakhir Ivan Taniputera menggabungkan Ba Zi dan Zi Wei dengan astrology guna memprediksi gempa, perang, pembunuhan tokoh. Setiap alat memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga dengan menggunakan banyak alat akan memperkaya analisis karena akan saling melengkapi, namun tetap ada suatu esensi yang tidak dapat diketahui dengan semua alat yang sudah disebutkan di atas.