Legenda tentang Naga
Naga adalah binatang maya namun naga memiliki legenda
hampir di semua bangsa baik bangsa Barat maupun bangsa Timur. Naga
dialihbahasakan dari kata dragon (bahasa
Inggris) yang berasal dari kata Yunani kuno drakon
atau dalam bahasa Latin draco atau draconis yang berarti ular. Tidak jelas
diketahui apakah ular dalam bentuk mistik atau binatang yang mirip dengan ular
yang kemudian disebut naga. Naga dalam gambar orang Cina yang lazim kita lihat
adalah memiliki kepala seperti unta, bertanduk rusa, bermata kelinci, bertelinga kerbau, bersisik dan
bersungut seperti ikan, bentuk badan panjang seperti ular, pantat seperti
katak, berkaki seperti harimau dan cakar elang.
Bagaimana proses terbentuknya binatang ‘hibrid’ seperti ini?
Konon, Cina dengan daratan luas yang terbentang, bermukim
berbagai jenis suku bangsa. Seperti lazimnya animisme, mereka memuja suatu
benda atau binatang. Ada suku yang
memuja harimau, suku lain mengidolakan ular. Pada daerah yang berbeda binatang
ikan dipuja dan suku tetangga menilai tinggi binatang elang. Agar semua suku
bangsa ini dapat terintegrasi, maka perlu diciptakan sosok mahluk yang mampu
mewakili semua atribut dari binatang yang dipuja atau dihormati oleh setiap
suku. Sosok naga adalah binatang hibrid yang tercipta untuk mengakomodir semua
itu.
Kata ‘naga’ sangat sensitif ini dalam kaitannya dengan
agama, terutama bagi umat Nasrani. Setidaknya ada 3 alasan yang dapat disebut.
Pertama, makna naga dalam kosa kata Cina – dapat merujuk
pada sesuatu yang berasosiasi dengan Raja selain terkait dengan hal-hal mistis
lain.
Kedua, kata naga yang muncul dalam kitab Wahyu 12 adalah
lambang iblis – dapat berarti musuh Tuhan. Ditambah dengan gambaran tentang
berbentuk ular ini terasosiasi dengan binatang yang bujukannya mampu membuat
Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.
Ketiga, rasa takut bahwa kepemilikan barang atau sesuatu
dengan gambar naga dapat menjadi tempat bermukim iblis – merupakan kulminasi
alasan kedua karena banyak patung dan simbol dengan wujud naga yang memberi
nuansa Cina seringkali diartikan sebagai hal yang bertentangan dengan agama.
Ada perbedaan pengertian dan gambaran tentang sosok naga
antara Barat dan Timur. Bentuk naga versi Barat sedikit berbeda karena kurang
kompleks seperti gambaran versi Timur seperti yang disebut di atas. Sosok naga
Barat ini cenderung memiliki gambaran yang lebih ‘sederhana’ – tidak serumit
naga Timur seperti yang sudah disebut di atas, namun lebih banyak mewakili sisi
jahat. Barangkali karena kena pengaruh Alkitab.
Personifikasi naga Timur lebih positif. Hujan dan angin
disebabkan oleh naga roh (shen long),
naga langit (tian long) bertugas
menopang istana dewa-dewa agar tidak runtuh, gempa bumi dan arah aliran sungai adalah
naga bumi (ti long) dan di dalam laut
bercokol naga laut yang tidak bertanduk. Gambar naga menjadi ornamen wajib raja
dan menjadi larangan bagi khalayak untuk memakainya. Ornamen atau hiasan naga
bercakar lima hanya boleh dipakai oleh raja dan bercakar empat dapat dipakai
oleh pangeran. Naga menjadi lambang berkah dan sukacita, dimana hal ini telah
berakar dalam pada budaya Cina.
Naga juga melambangkan air yang memberi hidup. Citra ini
adalah alasan mengapa naga dipakai sebagai simbol raja. Raja dianggap membawa
kehidupan bagi rakyat.