Sistem kalender Tiongkok
jika diruntut ke belakang diawali pada tahun 2696 SM., yaitu semasa Dinasti
Xia/Hsia, dimana pada saat itu mulai ada pencatatan tentang waktu yang dituang
dalam bentuk kalender. Pencatatan itu makin berkembang seiring dengan
berjalannya waktu terutama pada penghujung dinasti Shang dan munculnya Dinasti
Chou,
dimana pada saat ini Raja Wu sebagai pendiri Dinasti Chou menekankan tentang
perlunya regulasi tahunan dari kalender. Karena pertama kali sistem kalender ini ada pada dinasti Hsia, maka
untuk mengenang disebutlah dengan nama kalender Hsia. Mereka juga memunyai
pedoman dengan membagi suatu periode dengan selang waktu 3600 tahun yang
disebut dengan epoch. Untuk memudahkan perhitungan, maka jangka waktu (epoch) itu dibagi lagi ke dalam dengan
satuan 60 tahun. Setiap 60 tahun (Jia Zi) dibagi menjadi ke dalam lima ‘Tahun besar” yaitu masing-masing dua
belas tahun (12 unsur Cabang Bumi).
Dengan menggunakan tahun
2696 SM. sebagai dasar acuan, dapat diketahui bahwa periode 8 (2004 – 2023)
adalah epoch kedua daur ke delapan belas.
Perhitungan:
- Tambahkan 2696 tahun pada tahun sekarang (2009) sebagai dasar perhitungan.
2696 + 2009 = 4705 tahun
- Kurangkan angka yang didapat pada langkah 1 dengan 3600 tahun (epoch).
4705 – 3600 = 1105
3. Bagilah jangka waktu yang diperoleh
pada langkah 1 dengan periode 60 tahun
1105 : 60 = 18 sisa 25 tahun
Dibagi 60 karena
menunjuk urutan Jia Zi dan urutan ke-25 Jia Zi (Lihat Tabel Jia Zi) adalah Wu
Chou (Kerbau tanah).
Rumah-rumah kuno, dalam banyak kasus, terletak di kawasan
kuno. Mungkin dijaga sebagai cagar budaya atau memang dibiarkan terbengkelai tanpa
ada upaya untuk membangun ulang. Bagi mereka yang tinggal di Jakarta, maka
kawasan Glodok (jalan Pancoran) sudah ‘dipermak’ total sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di tengah jalan
itu karena sudah dijadikan sungai kecil dengan jembatan untuk menyeberangi.
Namun rumah-rumah di jalan Pintu Besar Selatan tidak ada yan berubah tetap
menjadi rumah kuno. Ada yang berupaya menjual namun rasanya tidak ada peminat
karena papan tanda “DiJUAL” tetap tergantung meski sudah digantung lebih dari
setahun yang lalu.
Pemilik rumah, untuk mengantisipasi perubahan periode
dalam feng shui, seringkali merenovasi.
Dasar perhitungan untuk melakukan renovasi tentunya Xuan Kong - Analisis Bintang Terbang.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Rumah dibangun pada periode 7 dengan arah hadap utara (0°/360°).
Selatan
4
|
|
1
|
8
|
|
6
|
6
|
|
8
|
|
6
|
|
|
2
|
|
|
4
|
|
5
|
|
9
|
3
|
|
2
|
1
|
|
4
|
|
5
|
|
|
7
|
|
|
9
|
|
9
|
|
5
|
7
|
|
7
|
2
|
|
3
|
|
1
|
|
|
3
|
|
|
8
|
|
Pintu masuk/Utara
Keterangan:
Pintu masuk rumah ini
pada periode 7 dengan kombinasi 3/7/7 bercokol pada pintu masuk, maka rumah ini
menikmati keberuntungan pada periode 7. Begitu masuk periode 8, maka rumah ini dainggap
berkurang keberuntungannya.
Begitu memasuki
periode 8 (tahun 2004), pemilik rumah merenovasi guna disesuaikan dengan
kombinasi angka-angka dari formula Xuan Kong yang paling menguntungkan.
Selatan
4
|
|
3
|
8
|
|
8
|
6
|
|
1
|
|
7
|
|
|
3
|
|
|
5
|
|
5
|
|
2
|
3
|
|
4
|
1
|
|
6
|
|
6
|
|
|
8
|
|
|
1
|
|
9
|
|
7
|
7
|
|
9
|
2
|
|
5
|
|
2
|
|
|
4
|
|
|
9
|
|
Pintu masuk/Utara
Keterangan:
Pintu masuk sekarang
memiliki kombinasi 4/9/7, namun pintu masuk di selatan (kombinasi 3/8/8)
ternyata memiliki kombinasi yang lebih ‘cocok’ dengan periode 8. Bintang Air
(angka di kanan atas): 9 mengindikasikan cocok untuk tempat melakukan aktivitas
seperti pintu masuk, ruang kerja, ruang keluarga, namun baru menguntungkan pada periode 9 (2024 – 2043)
sedangkan Bintang Gunung (angka di kiri atas): 7 mengindikasikan cocok untuk
tempat-tempat yang tidak banyak aktivitas seperti kamar tidur, perpustakaan
namun menunjuk kemakmuran sudah berlalu, periode 7 (1984 – 2003).
Catatan
tentang renovasi
Untuk mengubah periode rumah, maka renovasi perlu dilakukan. Seberapa besar
renovasi yang harus dilakukan adalah pertanyaan lanjutan. Renovasi untuk
mengubah ‘umur’ rumah ternyata tidak mudah dan memerlukan uang cukup besar.
Agar tanah menerima energi ‘baru’ maka tanah rumah itu harus mendapatkan
sinar matahari dan disiram air hujan (minimal 7 hari). Alhasil adalah pemilik
rumah harus membongkar atap – agar sinar matahari masuk rumah, dan membongkar
lantai rumah – agar air hujan dan sinar matahari terserap oleh tanah di bawah
rumah tersebut. Cara ini tidak mungkin dilakukan bagi mereka yang tinggal di
apartemen.
Sulit dan perlu banyak uang adalah tuahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar