Sabtu, 01 Juni 2013

Feng Shui TIDAK terkait dengsn agama atau kepercayaam tertentu




Sulit mengubah stigma bahwa feng shui terkait dengan agama atau kepercayaan tertentu. Ada hal yang membedakan feng shui dengan agama, yaitu:

1.    Pada feng shui tidak ada ritual tertentu. Tidak ada hal rutin yang harus dilakukan pada feng shui.
2.    Tidak ada Tuhan dalam feng shui.
3.    Feng shui bukan praktik pagan. Hal ini banyak dipengaruhi paham bahwa untuk menangkal dampak tertentu digunakan alat atau peralatan  tertentu. Hal ini biasa mendapat sorotan karena banyak yang ‘percaya’ atau wajib ‘memercayai’ terapi (feng shui) bahwa dengan menaruh obyek-obyek tertentu, maka ‘bala’ dapat ditolak atau ditangkal. Penjual obyek atau asesori tertentu memberi penjelasan bahwa dengan memasang, sebagai contoh patung kodok berkaki tiga menghadap keluar rumah dan membalik tubuh katak begitu toko tutup, maka rejeki datang dan disimpan.

Memang relatif sulit menjawab pertanyaan di atas?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat melihat kembali prinsip-prinsip feng shui (Baca: 7 Prinsip feng shui). Pada prinsip pertama, ada nuansa Yin dan Yang dan dalam hal tertentu menggunakan figur Yin-Yang yang biasa terlihat seperti ikan putih bermata hitam dan ikan hitam bermata putih ‘berpelukan’ membentuk sebuah lingkaran. Hal itu yang membuat orang langsung orang menunjuk bahwa feng shui mengacu kepada Taoisme. Sebenarnya dualisme sudah ada sejak dulu. Ada perdamaian karena ada perang, ada terang karena diketahui gelap. 


Konsep dualisme, seperti yang mendasari Yin-Yang, berlaku universal. Hanya gambar di atas selalu diasosiasikan dengan Taoisme, padahal sudah menjadi lambang atau icon yang dipakai umum bahkan Jim Collins, konsultan manajemen, memakai lambang ini pada buku “Good to Great.” Sebenarnya, kita semua menggunakan  istilah Yin-Yang dalam bentuk yang berbeda. Orang jahat, sebagai contoh, dilawankan dengan orang baik, begitu pula pria dibedakan dengan wanita seperti yang lazim dipakai dalam “lawan kata” (antonim).

Ada teori taruh (put theory), letakkan barang atau obyek tertentu, maka permasalahan feng shui anda dapat diselesaikan membuat feng shui memunyai nuansa agama dan kepercayaan tertentu (baca: terapi feng shui).
Sebagai contoh, memasang patung, obyek atau ornamen berbentuk naga, maka akan timbul asosiasi dilarang oleh agama. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa naga adalah jelmaan iblis atau setan. Naga dalam gambaran orang Barat memang menyandang cita negatif seperti disebut di atas, dimana hal ini berbanding terbalik dengan gambaran orang Timur tentang naga yang menyandang citra positif. Perlu dicatat, sebenarnya, memasang apapun dalam bentuk naga tidak memberi dampak apapun, terlebih mengundang qi datang atau menangkal bala atau malapetaka yang akan datang. Qi tidak datang karena dipasang obyek-obyek tertentu. Qi, yang mendapat perhatian utama dalam feng shui, bergerak secara alamiah dan sekali lagi bukan karena ‘ditarik’ oleh obyek-obyek non alamiah tertentu.  

Apabila terus mempelajari feng shui, maka Anda akan bertemu dengan formula-formula feng shui yang punya pola baku sehingga dapat dibuat program dan dimasukkan ke dalam komputer.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar