Sulit mengubah stigma bahwa feng shui terkait dengan
agama atau kepercayaan tertentu. Ada hal yang membedakan feng shui dengan
agama, yaitu:
1.
Pada feng shui tidak ada ritual tertentu. Tidak ada hal rutin
yang harus dilakukan pada feng shui.
2.
Tidak ada Tuhan dalam feng shui.
3.
Feng shui bukan praktik pagan. Hal ini banyak dipengaruhi
paham bahwa untuk menangkal dampak tertentu digunakan alat atau peralatan tertentu. Hal ini biasa mendapat sorotan karena
banyak yang ‘percaya’ atau wajib ‘memercayai’ terapi (feng shui) bahwa dengan
menaruh obyek-obyek tertentu, maka ‘bala’ dapat ditolak atau ditangkal. Penjual
obyek atau asesori tertentu memberi penjelasan bahwa dengan memasang, sebagai
contoh patung kodok berkaki tiga menghadap keluar rumah dan membalik tubuh
katak begitu toko tutup, maka rejeki datang dan disimpan.
Memang relatif sulit menjawab pertanyaan di atas?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat melihat kembali
prinsip-prinsip feng shui (Baca: 7 Prinsip feng shui). Pada prinsip pertama, ada
nuansa Yin dan Yang dan dalam hal tertentu menggunakan figur Yin-Yang yang
biasa terlihat seperti ikan putih bermata hitam dan ikan hitam bermata putih
‘berpelukan’ membentuk sebuah lingkaran. Hal itu yang membuat orang langsung
orang menunjuk bahwa feng shui mengacu kepada Taoisme. Sebenarnya dualisme
sudah ada sejak dulu. Ada perdamaian karena ada perang, ada terang karena
diketahui gelap.
Konsep dualisme, seperti yang mendasari Yin-Yang, berlaku
universal. Hanya gambar di atas selalu diasosiasikan dengan Taoisme, padahal
sudah menjadi lambang atau icon yang
dipakai umum bahkan Jim Collins, konsultan manajemen, memakai lambang ini pada
buku “Good to Great.” Sebenarnya,
kita semua menggunakan istilah Yin-Yang
dalam bentuk yang berbeda. Orang jahat, sebagai contoh, dilawankan dengan orang
baik, begitu pula pria dibedakan dengan wanita seperti yang lazim dipakai dalam
“lawan kata” (antonim).
Ada teori taruh (put
theory), letakkan barang atau obyek tertentu, maka permasalahan feng shui
anda dapat diselesaikan membuat feng shui memunyai nuansa agama dan kepercayaan
tertentu (baca: terapi feng shui).
Sebagai contoh, memasang patung, obyek atau ornamen berbentuk
naga, maka akan timbul asosiasi dilarang oleh agama. Hal ini dipengaruhi oleh
pandangan bahwa naga adalah jelmaan iblis atau setan. Naga dalam gambaran orang
Barat memang menyandang cita negatif seperti disebut di atas, dimana hal ini
berbanding terbalik dengan gambaran orang Timur tentang naga yang menyandang
citra positif. Perlu dicatat, sebenarnya, memasang apapun dalam bentuk naga
tidak memberi dampak apapun, terlebih mengundang qi datang atau menangkal bala
atau malapetaka yang akan datang. Qi tidak datang karena dipasang obyek-obyek
tertentu. Qi, yang mendapat perhatian utama dalam feng shui, bergerak secara
alamiah dan sekali lagi bukan karena ‘ditarik’ oleh obyek-obyek non alamiah
tertentu.
Apabila terus mempelajari feng shui, maka Anda akan
bertemu dengan formula-formula feng shui yang punya pola baku sehingga dapat
dibuat program dan dimasukkan ke dalam komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar