Sabtu, 13 Juli 2013

Feng Shui sebagai Marketing Gimmick



Feng shui sebagai marketing gimmick
  • Mungkin Anda pernah melihat atau bahkan memiliki buku dengan judul feng shui, namun dikaitkan dengan sesuatu yang jauh dari ‘angin (feng)’ ataupun ‘air (shui)’ seperti: feng shui untuk negosiasi atau feng shui untuk kesehatan, feng shui untuk kecantikan dan masih banyak lagi yang dapat disebut.
  • Ada buku memasang judul Pegangan Feng Shui (“Handbook of Feng Shui”) namun isinya sangat beragam seperti: menggunakan pendulum, mengetahui tekanan geopatik (geopathic stress).
  • Dimasukkan ke dalam kategori buku feng shui namun isinya tidak lebih berisikan foto-foto indah dan gambar-gambar penataan ruangan atau penataan taman (Feng Shui for Garden).
  • Bahkan yang terakhir beredar buku yang berjudul “Feng Shui Cinta” yang berisikan mencari keharmonisan pasangan dan penataan rumah lewat pemakaian atribut-atribut yang disebut dengan feng shui.

Istilah Yin-Yang sudah menjadi jargon sehari-hari. Hal ini dapat disamakan dengan feng shui yang akhir-akhir ini lazim dipakai sebagai merek dagang agar mampu menjadikan dagangan itu laku atau memperlakukan feng shui sebagai penglaris. Buku berisikan analisis atau bahasan 12 shio diberi judul yang ada kata feng shui. Barangkali istilah ‘feng shui’ lebih dapat diterima atau dimengerti oleh orang banyak dibandingkan dengan sekedar shio atau Analisis Pilar (Ba Zi) yang masuk dalam rak dengan kategori feng shui bahkan diberi embel-embel feng shui pada judulnya.

Menjawab fenomena di atas, jika kita kembali ke makna awal feng shui yang berarti angin dan air, maka semua merek dagang dengan embel-embel feng shui seperti disebut di atas menjadi kehilangan makna, namun diharapkan lebih memiliki daya jual. Feng shui untuk kecantikan jauh dari makna feng shui atau hong sui itu sendiri. Tidak jauh lagi adalah feng shui untuk perjodohan. Memang feng shui, memiliki formula tertentu, dapat membantu memecahkan problem ‘jodoh’, namun feng shui itu sendiri jauh lebih luas daripada itu.

Bahasan tentang qi, sulit diterima oleh orang Barat. Untuk memahami fenomena ini digunakan alat yang dapat mendeteksi sehingga bahasan tentang pendulum, dowsing dan tekanan geopathik masuk dalam buku feng shui yang dikarang oleh orang-orang Barat. Untuk feng shui taman, sebenarnya, karena tidak dihuni oleh manusia, tidak ada yang perlu ditata menurut feng shui. Istilah feng shui untuk taman banyak dipengaruhi oleh penataan taman ala Jepang yang dipengaruhi oleh aliran Zen.

Angin dan air adalah dua kekuatan alam paling mendasar yang mampu memberi bentuk atau faktor penentu kontur tanah. Abrasi dan erosi adalah sebutan untuk daya ‘perusak’ yang dimiliki kedua fenomena di atas menjadi tema utama feng shui namun dapat praktiknya, istilah feng shui menjadi istilah yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari sehingga makna feng shui itu sendiri akhirnya luntur dan karena banyak diketahui orang ini, maka untuk meningkatkan daya jual suatu barang dipakai embel-embel feng shui agar laris manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar