Feng shui sebagai marketing gimmick
- Mungkin Anda pernah melihat atau bahkan memiliki buku dengan judul feng shui, namun dikaitkan dengan sesuatu yang jauh dari ‘angin (feng)’ ataupun ‘air (shui)’ seperti: feng shui untuk negosiasi atau feng shui untuk kesehatan, feng shui untuk kecantikan dan masih banyak lagi yang dapat disebut.
- Ada buku memasang judul Pegangan Feng Shui (“Handbook of Feng Shui”) namun isinya sangat beragam seperti: menggunakan pendulum, mengetahui tekanan geopatik (geopathic stress).
- Dimasukkan ke dalam kategori buku feng shui namun isinya tidak lebih berisikan foto-foto indah dan gambar-gambar penataan ruangan atau penataan taman (Feng Shui for Garden).
- Bahkan yang terakhir beredar buku yang berjudul “Feng Shui Cinta” yang berisikan mencari keharmonisan pasangan dan penataan rumah lewat pemakaian atribut-atribut yang disebut dengan feng shui.
Istilah Yin-Yang sudah menjadi jargon sehari-hari. Hal
ini dapat disamakan dengan feng shui yang akhir-akhir ini lazim dipakai sebagai
merek dagang agar mampu menjadikan dagangan itu laku atau memperlakukan feng
shui sebagai penglaris. Buku berisikan analisis atau bahasan 12 shio diberi judul
yang ada kata feng shui. Barangkali istilah ‘feng shui’ lebih dapat diterima
atau dimengerti oleh orang banyak dibandingkan dengan sekedar shio atau
Analisis Pilar (Ba Zi) yang masuk dalam rak dengan kategori feng shui bahkan
diberi embel-embel feng shui pada judulnya.
Menjawab fenomena di atas, jika kita kembali ke makna
awal feng shui yang berarti angin dan air, maka semua merek dagang dengan
embel-embel feng shui seperti disebut di atas menjadi kehilangan makna, namun
diharapkan lebih memiliki daya jual. Feng shui untuk kecantikan jauh dari makna
feng shui atau hong sui itu sendiri. Tidak jauh lagi adalah feng shui untuk
perjodohan. Memang feng shui, memiliki formula tertentu, dapat membantu
memecahkan problem ‘jodoh’, namun feng shui itu sendiri jauh lebih luas
daripada itu.
Bahasan tentang qi, sulit diterima oleh orang Barat.
Untuk memahami fenomena ini digunakan alat yang dapat mendeteksi sehingga
bahasan tentang pendulum, dowsing dan tekanan geopathik masuk dalam buku feng
shui yang dikarang oleh orang-orang Barat. Untuk feng shui taman, sebenarnya, karena
tidak dihuni oleh manusia, tidak ada yang perlu ditata menurut feng shui.
Istilah feng shui untuk taman banyak dipengaruhi oleh penataan taman ala Jepang
yang dipengaruhi oleh aliran Zen.
Angin dan air adalah dua kekuatan alam paling mendasar
yang mampu memberi bentuk atau faktor penentu kontur tanah. Abrasi dan erosi
adalah sebutan untuk daya ‘perusak’ yang dimiliki kedua fenomena di atas
menjadi tema utama feng shui namun dapat praktiknya, istilah feng shui menjadi
istilah yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari sehingga makna feng
shui itu sendiri akhirnya luntur dan karena banyak diketahui orang ini, maka
untuk meningkatkan daya jual suatu barang dipakai embel-embel feng shui agar
laris manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar