Sabtu, 26 Oktober 2013

Rumah yang Sakit



Rumah yang Sakit

Ada rumah, dimana para penghuninya merasa seperti selalu kurang tidur, kehilangan semangat, depresi, kurang nafsu makan, imsomnia, kadang kaku di lengan dan kaki, badan terasa dingin, sering mengalami mimpi buruk, badan terasa lelah dan mudah terserang penyakit – imunitas tubuh menurun. Rumah seperti ini biasa disebut dengan rumah yang “sakit.” Bagi bayi atau anak kecil ditandai dengan sering menangis dan mengompol.
Apabila para penghuni rumah tersebut ke luar rumah untuk keperluan berlibur atau pergi dari rumah tersebut untuk bekerja, sebagai contoh, mereka mendapatkan kembali gairah, semangat serta sistem kekebalan tubuh mereka meningkat.

Apa penyebab semua itu?

Tekanan Geopathik /TG (geopathic stress) adalah faktor yang dapat menyebabkan semua hal di atas dan penghuni rumah ‘sakit’ ini dapat menderita penyakit dalam jangka waktu yang panjang dan mengalami kondisi-kondisi psikologis yang serius. Mendeteksi keberadaan TG pada awal terapi atau pengobatan adalah hal yang utama karena TG bukan karena penyakit namun karena menurunnya sistem imunitas tubuh.

TG adalah vibrasi dari dalam bumi yang muncul ke permukaan dan menciptakan medan gelombang magnetik ringan yang terjadi karena adanya aliran air di bawah permukaan tanah, konsentrasi mineral-mineral dalam bumi, patahan-patahan bumi atau ada rongga atau ceruk di dalam tanah. Vibrasi ini dapat meningkat menjadi abnormal tinggi dan mengancam kehidupan organisme yang berada di atasnya. 

Adanya magnetik ini dapat dideteksi dengan kompas. Arah kompas akan berubah apabila terkena medan magnetik yang disebabkan oleh TG ini sehingga arah yang ditunjuk oleh kompas pasti salah. Solusi adalah segera jual rumah itu (apabila sekarang tinggal dalam rumah dengan kondisi itu) dan pindah ke lokasi yang tidak terkena dampak TG atau teliti sebelum membeli lahan atau rumah dengan melakukan deteksi awal.  Barangkali pandangan bahwa anak lebih peka terhadap TG ini yang mendasari pemikiran bahwa saat kita akan membeli rumah, ajaklah anak-anak dan lihatlah reaksi mereka apakah senang atau tidak mau masuk bahkan mengajak cepat-cepat pergi meninggalkan tempat tersebut.

Dampak TG, dalam jangka waktu cukup lama (9 bulan - 2 tahun) dapat menyebabkan kanker. Apabila anda tidur dengan anggota tubuh dilalui oleh garis TG ini, maka organ tubuh yang dilalui itu dapat terserang kanker. Dampak-dampak lain dengan tidur di atas TG adalah bayi lahir prematur, bagi wanita sulit untuk hamil, mudah alergi terhadap makanan dan minuman, bayi yang dilahirkan cacat, mudah marah.
Dengan kondisi-kondisi  yang sudah disebut di atas adalah mustahil para penghuni rumah untuk dapat merasa nyaman. Oleh karena dampak buruk – menyebabkan sakit, maka rumah dengan karakteristik seperti itu disebut dengan rumah yang sakit.

Feng Shui Era Modern



Feng Shui era Modern
Semua yang disebutkan di atas terjadi pada milenium-milenium sebelumnya, namun pada era Internet ini memelajari feng shui atau belajar feng shui menjadi  lebih mudah. Untuk tahap-tahap awal, tersedia banyak buku-buku feng shui yang sudah dialihbahasakan seperti buku-buku karya Lillian Too (paling banyak), Vincent Koh, Albert Low dan terakhir Eva Wong, namun jika anda ingin lebih lanjut maka buku-buku berbahasa Mandarin dapat Anda temui di toko-toko buku asing seperti Kinokuniya di Plaza Senayan atau mencoba “berburu” (mungkin akan mendapatkan buku langka atau berbuah kecewa di pinggiran gedung Chandra) di Glodok, Pancoran atau membeli di toko buku Singapura, Hongkong, Taiwan atau Beijing, dimana hal ini perlu memahami tentang lokasi penjual buku-buku tersebut.
Tidak semua buku-buku itu dapat memuaskan semua rasa ingin tahu Anda, sehingga tidak ada jalan lain kecuali bertemu dengan mereka-mereka yang piawai dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang mereka selenggarakan di seluruh penjuru dunia. Nama-mana seperti Grand Master Yap Cheng Hai (www.ychacademy.com), Joey Yap (www.masteryacademy.com) dan masih banyak situs lainnya, Raymond Lo (www.raymond-lo.com), Lillian Too (www.lillian-too.com), Peter Leung (www.fengshuisos.com) dan Joseph Yu (www.astro-fengshui.com), Larry Sang (www.amfengshui.com) semuanya memunyai jadual pelatihan feng shui hampir di seluruh kota-kota besar di dunia.
“Industri” pelatihan feng shui yang sekarang ini sangat marak ini barangkali diawali oleh Tan Yang Wu yang mengadakan pembelajaran feng shui di Shanghai pada tahun 1922 sekaligus sebagai pengarang buku “Teori feng shui Yang dan feng shui Yin.” Tan Yang Wu adalah salah satu murid dari Wu Chang Pai yang menuruni Xuan Kong dari Zhang Zhung Shan. Teori dan metode Xuan Kong oleh Tan Yang Wu diamati bagaimana praktik dan implementasinya dalam situasi-situasi sebenarnya. Tan Yang Wu belajar di bawah pengarahan Yang Jiu Ru yang tidak lain merupakan keturunan Zhang Zhung Shan. Penekanan sisi praktis dari Tan Yang Wu ini membuat banyak studi kasus dan contoh diberikan dibandingkan dengan penjelasan teknis dan konsep-konsep teoritis sambil terus dilakukan revisi terhadap apa yang dirasa keliru. Termasuk dalam pengajaran di Wu Chang Pai adalah penjabaran karya-karya Jiang Da Hong yang terus diajarkan sampai hari ini.
Pengetahuan Tan Yang Wu diajarkan secara luas dan dimiliki murid-murid yang terkenal antara lain: Yao Si Yin, Chan Chuan Huai, Sui Beng, Eu See Yung dan Yen Pen, Hung Chuan dan terakhir Francis Leyau Yoke Sai. Nama Hung Chuan dikenal karena kesuksesannya meningkatkan tingkat hunian hotel Hyatt Singapura setelah merombak arah pintu masuk dan memasang pancuran air dan lima tiang bendera. Sampai hari ini, pengajaran dari Tan Yang Wu ini dapat Anda ikuti (www.fengshuimastery.com). Anda dapat mencari lewat Internet apabila ingin mengetahui dan mencari penyelenggarakan pelatihan feng shui yang dirasa berkenan bagi anda, baik dari segi jarak maupun bahan-bahan yang ditawarkan.
Yang disebutkan di atas adalah jalur ‘formal’ memelajari feng shui, namun selain formal tentunya ada juga jalur informal. Banyak master atau pakar feng shui tidak pernah tampil di publik, dimana mereka ini barangkali tidak mau tampil atau memang sudah menikmati dampak feng shui bagi diri mereka sendiri dan tentunya seluruh anggota keluarga mereka. Tidak mudah mencari orang-orang ‘tersembunyi’ ini yang mungkin banyak bermukim di Hongkong, Cina maupun Taiwan. Mereka tidak menulis buku acuan namun seringkali ada juga yang menuangkan pengetahuan menjadi buah karya mereka seperti halnya Eva Wong.

Minggu, 13 Oktober 2013

Kemunduran dan Kebangkitan Kembali Feng Shui



Kemunduran dan kebangkitan kembali feng shui
Apabila pada bahasan di atas jelas terlihat perkembangan feng shui, namun ketika bangsa Mongol menguasai Cina daratan (1368 - 1644) daratan, peran feng shui mulai pudar. Ditambah dengan Chu Yuan-chang yang menguber-uber Liu Po-hun untuk dihukum mati. Chu adalah seorang petani yang memberontak dan dengan bantuan penasihat militer sekaligus ahli prediksi Liu Po-hun mampu mendirikan dinasti Ming. Ingin berkuasa sendiri Chu membunuhi semua orang yang memunyai kemampuan militer serta ahli militer termasuk Liu. Mendapat firasat buruk, Liu pergi sebelum dibunuh, namun kemudian Chu memerintahkan agar membunuhi semua orang yang wajahnya mirip dengan Lui. Masa ini adalah masa kemunduran feng shui, setelum terjadi perubahan orientasi dan metode.

Ada tiga hal yang patut dicatat. Pertama, gunung-gunung dipilah menjadi lima jenis dan lembah-lembah dipilah menjadi sebelas jenis. Kedua, hanya gunung yang terletak di belakang pemakaman memberi keberuntungan dan ketiga, dicetuskan sistem San Yuan (“Tiga Periode”) beserta sembilan daurnya. Setiap era adalah 60 tahun atau terbagi menjadi tiga daur masing-masing dua-puluh tahun.

Kebangkitan feng shui ditandai dengan pembagian feng shui Yang dan feng shui Yin serta Lou Pan ditambah menjadi tiga puluh enam lingkaran. Semua ini terjadi pada dinasti Ch’ing. Ada faktor tambahan terhadap feng shui pada dinasti Ch’ing dengan memasukkan karma seseorang. Karma mulai diperhitungkan dalam menghitung nasib seseorang, meskipun tidak dibahas dalam feng shui.

Pengajaran tentang feng shui biasanya diturunkan dari bapak ke anak sehingga lewat cara ini hanya mengajarkan kepada keturunan atau anggota keluarganya dan tidak menerima murid. Mereka yang menguasai feng shui tetap rapat menyimpan ilmu ini karena barangkali takut dengan perubahan penguasa yang membuat orang pandai harus rela menyingkir dari pecaturan atau jika tidak karya mereka bahkan diri mereka akan terkena dampak. Cara ini, sampai sekarang, masih berkembang di daratan Cina dan Hongkong tentunya, dimana pengajaran feng shui dilakukan tidak secara terbuka, namun hanya lewat hubungan patron seperti layaknya hubungan antar keluarga.

Cara diam-diam ini juga memberi manfaat karena apabila terjadi perubahan pemerintahan atau feng shui dianggap terlarang (barangkali seperti Falun Gong / Falun Da Fa yang dimusuhi), mereka yang mengetahui tetap tidak tersentuh. Saat situasi kondusif dan mereka yang menguasai feng shui memunyai pikiran lebih terbuka dengan perubahan, maka feng shui diajarkan oleh mereka yang memilih pribadi-pribadi tertentu yang dinilainya layak diajar feng shui. Tidaklah mengherankan jika pada tahun-tahun terakhir ini, hampir semua materi pengajaran yang diajarkan oleh mereka lewat  seminar atau kursus relatif hampir sama. 

Minggu, 06 Oktober 2013

Terciptanya Feng Shui


Mengajukan pertanyaan adalah salah satu cara untuk mengawali suatu penjelajahan ilmiah. Mungkin Anda pernah mendengar begitu (kata) feng shui disebut, maka  ada orang yang, kemudian, menyodorkan tangan untuk dianalisis. Pada sisi lain, feng shui diasosiasikan dengan ilmu yang membuat seseorang, jika menerapannya, akan kaya raya tanpa banyak bersusah-payah (barangkali seperti memelihara tuyul!). Atau ada yang mengasosiasikan feng shui dengan aliran agama atau kepercayaan tertentu. Ada yang menyebut bahwa feng shui adalah seni tata-letak rumah tinggal (termasuk makam) atau arsitektur Cina kuno yang dipakai untuk membangun istana raja atau bahkan seni hidup harmonis dengan alam.

Pengertian mana yang paling sesuai dan benar tentang feng shui, dicoba dituang lewat pertanyaan bilamana (WHEN), dimana (WHERE) dan apa (WHAT) itu feng shui.

 Feng shui terbentuk setelah melewati proses evolusi selama ribuan tahun. Ada tiga penemuan pokok yang mendasari feng shui, yaitu: sistem kalender, I Ch’ing (Yi-Jing) dan penemuan kompas yang kelak menjadi Lou Pan dengan nilai tambah yaitu mengandung formula-formula feng shui pada lempengannya yang lazim disebut cincin (rings).

 

Kalender atau almanak

Kalender memegang peran paling penting sejak jaman dahulu. Raja menyandang gelar anak langit. Tidaklah mengherankan apabila setiap raja berupaya keras menciptakan kalender. Mereka mempekerjakan astronom-astronom terkemuka guna membuat kalender atau almanak dengan mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di langit. Perubahan iklim, cuaca, rotasi matahari dan rotasi bulan ini, kemudian, dijadikan dasar perhitungan mereka untuk menentukan kalender guna disebarluaskan kepada khalayak sebagai dasar penentuan waktu seperti musim tanam, panen, perayaan kerajaan.

 Sistem kalender pertama kali digunakan pada tahun 2696 SM. Kalender ini, pada saat itu, dipakai sebagai pedoman bagi rakyat dalam hal seperti: penentuan tanggal musim tanam, jadual upacara-upacara kerajaan, awal dan akhir musim. Dalam perkembangannya, kalender ini terus diperluas penggunaaannya dan akurasinya dengan memekerjakan ahli-ahli perbintangan (falak) pada masa itu untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perubahan-perubahan terhadap planet-planet (termasuk matahari dan bulan), gerakan bintang-bintang dan gejala-gejala alam semesta seperti gerhana atau pergantian musim. Sampai sekarang dikenal ada 3 jenis kalender, yaitu: kalender Lunar, kalender Solar dan kalender Lunisolar.

 Pencatatan yang semakin lengkap dan akurat ini membuat kalender di masa berikutnya makin dapat diandalkan untuk membuat prediksi terhadap fenomena-fenomena planet-planet tersebut. Kejadian-kejadian tertentu yang terkait dengan raja juga dicatat dalam kalender sebagai panduan bagi rakyat ini diterbitkan secara rutin setiap menjelang pergantian tahun. Sampai sekarang, kalender ini tetap terbit dengan nama Tung Shu.






Kalender Bulan (Lunar), Kalender Matahari (Solar) dan Kalender bulan-matahari (Lunisolar)



Kalender bulan (Lunar) menggunakan dasar waktu rotasi bulan mengelilingi bumi. Kalender matahari (Solar) menggunakan dasar waktu rotasi bumi mengelilingi matahari atau seringkali disebut kalender Gregorian.

Rotasi bulan (terhadap bumi) adalah 29,53 hari setiap bulan sehingga dalam 1 tahun ‘hanya’ 354,36 hari. Penentuan lamanya 1 bulan untuk kalender Lunar adalah 29 atau 30 hari, sedangkan ‘selisih’ ± 11 hari ini (365 hari – 354,36 hari), dikumpulkan untuk ditambahkan sebagai bulan sisipan (intercelary) setiap 3 tahun. Kalender Hijriah juga menggunakan pedoman kalender Lunar sehingga setiap tahunnya Idul Fitri akan maju 10 – 11 hari. Kalender bulan ini diawali pada Imlek yang beragam setiap tahunnya. Awal tahun 2009 tanggal: 26 Januari dan awal tahun 2010: 14 Februari.



Bumi mengelilingi matahari selama 365,24 hari sehingga setiap empat tahun (kabisat) ditambahkan 1 hari (0,24 x 4) ini sebagai tanggal 29 Februari. Awal tahun untuk kalender Solar ini adalah tetap yaitu setiap tanggal 1 Januari. 



Kalender Lunisolar adalah kalender yang menggabungkan periode waktu 1 bulan lama bulan mengelilingi bumi dengan periode 1 tahun adalah lama bumi mengelilingi matahari dan dibagi menjadi empat musim. Sejak dinasti Xia (2205 SM. - 1765 SM.), dan digunakan oleh petani sebagai pedoman untuk mulai tanam atau penen, maka kalender ini sering juga disebut almanak petani (farmer almanac). Awal tahun untuk kalender Lunisolar adalah tetap yaitu setiap tanggal 4 atau 5 Februari yaitu tanggal mulai atau awal musim semi.




I Ch’ing (Yi-Jing)


Diawali dengan Ba Gua temuan kaisar Fu Xi (2800 SM.) yang melegenda karena membantu rakyat Huaxu dengan menciptakan jaring untuk menangkap ikan dan cara-cara bercocok tanam. Alkisah, ayah Fu Xi dikatakan adalah dewa petir dengan ibu adalah penduduk Huaxu. Setelah sukses mengangkat harkat rakyat Huaxu, maka Fu Xi didaulat menjadi kaisar.




Setelah lama merenungkan tentang fenomena alam, Fu Xi mencetuskan Ba Gua (Delapan Trigram). Ba Gua tercetus setelah melihat kontur geografis Cina sebelum diberi ‘label’ dengan delapan fenomena alam yang dominan terjadi pada masing-masing daerah geografi tersebut. Agar lebih mudah diingat orang maka setiap trigram diberi label nama (Qian, Kun, Xun, Kan, Li, Dui, Gen, Zhen) dan diberi simbol, garis lurus dan garis patah, dan – – sehingga ada permutasi 8 tiga garis lurus dan/atau garis patah yang lazim disebut trigram serta menggambarkan susunan keluarga dan anggota keluarga yang lengkap sebelum diartikan dengan arah, angka, anggota tubuh dan masih banyak lainnya.




Tabel: Ba Gua, Trigram, anggota keluarga





Nama

Trigram



Fenomena alam



Bentuk

Trigram



Anggota Keluarga







Qian





Langit





▬▬▬

▬▬▬

▬▬▬






Ayah







Kun





Bumi





   

   

   






Ibu







Kan





Air





   

▬▬▬

   






Anak lelaki kedua







Li





Api





▬▬▬

   

▬▬▬






Anak perempuan Kedua







Xun





Angin





▬▬▬

▬▬▬

   






Anak perempuan pertama







Zhen





Petir





   

   

▬▬▬





Anak lelaki pertama







Dui





Danau





   

▬▬▬

▬▬▬





Anak perempuan ketiga







Gen





Gunung





▬▬▬

   

   






Anak lelaki ketiga



Keterangan:


Tiga garis lurus (garis Yang) adalah ayah dan 3 garis patah (garis Yin) adalah ibu. Dengan dibaca dari garis paling bawah, dimana garis Yang mewakili jenis kelamin lelaki dan garis Yin, maka diperoleh bahwa garis Yang di tengah berarti anak lelaki kedua, garis Yin di paling bawah berarti anak perempuan pertama dan seterusnya.




Dalam perkembangannya, Ba Gua ini dikembangkan dengan cara menyusun dua trigram ini menjadi satu heksagram yaitu kombinasi 6(enam) garis patah dan/atau  garis lurus.  Modifikasi Ba Gua dilakukan oleh Raja Wen (1100 SM.)  sebagai pendiri dinasti Zhou. Selama dipenjara pada pemerintahan dinasti Shang, Raja Wen mengubah susunan Ba Gua dai Fu Xi. Ba Gua susunan raja Wen ini kemudian disebut Ba Gua Susunan Langit Lanjutan yang dibedakan dengan Ba Gua versi awal dari Fu Xi yang kemudian disebut Ba Gua Susunan Langit Awal.


 Ba Gua versi Raja Wen ini kemudian diaplikasikan sebagai pegangan moral, sebelum dimanfaatkan untuk melakukan prediksi pada milenium berikutnya, dengan nama I Ch’ing (Yi-Jing) atau Buku Perubahan. Buku moral ini mencatat kisah raja Wen, mulai dari ditangkap, budaya-budaya jaman itu seperti berburu, hukuman bagi pesakitan bahkan penyelanggaraan pesta dll., saat dipenjara, membuat persiapan penggulingan kekuasaan, menyatakan perang, sukses menggulingkan dinasti Shang, membangun kembali kerajaan, melakukan penghematan anggaran, pengaturan pemerintah yang bijak tertuang pada 64 trigram pada I Ch’ing versi Raja Wen.    


Tidak puas hanya sampai titik itu, Raja Wen, selama di penjara, melakukan   dimodifikasi Ba Gua dengan menggabungkan dua trigram menjadi satu heksagram. Ada 64 heksagram yang diperoleh dari menggabungkan dua trigram dan kelak 64 heksagram ini disebut dengan I Ch’ing atau Yi-Jing.


 


Kompas


Kompas ditemukan di Cina oleh astronom-astronom yang bekerja pada raja. Kompas pada masa itu hanya digunakan untuk tujuan divinasi (bukan navigasi) dimana dalam biji besi kasar (lodestone) bermagnet ini diletakkan di atas permukaan air guna menentukan arah.



Bentuk kompas jaman dahulu berupa batu penjuru (lodestone). Kemampuan batu penjuru ini untuk menarik logam sudah diketahui sejak jaman besi (800 SM.) di daerah Mediterian, namun yang mengetahui bahwa batu penjuru itu selalu menunjuk ke arah tertentu sudah diketahui oleh bangsa Cina. Istana kaisar Qin, Shi Huang Ti (210 SM.) diketahui memasang sistem pengaman dengan menggunakan batu penjuru yang dipasang di pintu gerbang, dimana merupakan pendeteksi logam (metal detector) pertama kali di dunia. 



Bentuk kompas di Cina pada masa itu adalah sendok yang diletakkan di atas papan yang digunakan untuk tujuan divinasi atau ikan yang terbuat dari logam pipih yang diletakkan di atas permukaan air. Pegangan sendok atau kepala ikan menunjuk arah selatan dan sisi lain batang sendok atau ekor ikan menunjuk arah utara. Selanjutnya muncul berbagai versi kompas primitif ini. Ada yang membuat kura-kura kayu yang dalamnya diisi besi yang berada di lekuk bawah perut untuk kemudian ditaruh di atas logam runcing yang berada di tengah papan divinasi agar mudah memutar. Kepala kura-kura menghadap arah selatan dan ekor menghadap arah utara. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka tempat tersebut tidak banyak angin.