Minggu, 06 Oktober 2013

Terciptanya Feng Shui


Mengajukan pertanyaan adalah salah satu cara untuk mengawali suatu penjelajahan ilmiah. Mungkin Anda pernah mendengar begitu (kata) feng shui disebut, maka  ada orang yang, kemudian, menyodorkan tangan untuk dianalisis. Pada sisi lain, feng shui diasosiasikan dengan ilmu yang membuat seseorang, jika menerapannya, akan kaya raya tanpa banyak bersusah-payah (barangkali seperti memelihara tuyul!). Atau ada yang mengasosiasikan feng shui dengan aliran agama atau kepercayaan tertentu. Ada yang menyebut bahwa feng shui adalah seni tata-letak rumah tinggal (termasuk makam) atau arsitektur Cina kuno yang dipakai untuk membangun istana raja atau bahkan seni hidup harmonis dengan alam.

Pengertian mana yang paling sesuai dan benar tentang feng shui, dicoba dituang lewat pertanyaan bilamana (WHEN), dimana (WHERE) dan apa (WHAT) itu feng shui.

 Feng shui terbentuk setelah melewati proses evolusi selama ribuan tahun. Ada tiga penemuan pokok yang mendasari feng shui, yaitu: sistem kalender, I Ch’ing (Yi-Jing) dan penemuan kompas yang kelak menjadi Lou Pan dengan nilai tambah yaitu mengandung formula-formula feng shui pada lempengannya yang lazim disebut cincin (rings).

 

Kalender atau almanak

Kalender memegang peran paling penting sejak jaman dahulu. Raja menyandang gelar anak langit. Tidaklah mengherankan apabila setiap raja berupaya keras menciptakan kalender. Mereka mempekerjakan astronom-astronom terkemuka guna membuat kalender atau almanak dengan mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di langit. Perubahan iklim, cuaca, rotasi matahari dan rotasi bulan ini, kemudian, dijadikan dasar perhitungan mereka untuk menentukan kalender guna disebarluaskan kepada khalayak sebagai dasar penentuan waktu seperti musim tanam, panen, perayaan kerajaan.

 Sistem kalender pertama kali digunakan pada tahun 2696 SM. Kalender ini, pada saat itu, dipakai sebagai pedoman bagi rakyat dalam hal seperti: penentuan tanggal musim tanam, jadual upacara-upacara kerajaan, awal dan akhir musim. Dalam perkembangannya, kalender ini terus diperluas penggunaaannya dan akurasinya dengan memekerjakan ahli-ahli perbintangan (falak) pada masa itu untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perubahan-perubahan terhadap planet-planet (termasuk matahari dan bulan), gerakan bintang-bintang dan gejala-gejala alam semesta seperti gerhana atau pergantian musim. Sampai sekarang dikenal ada 3 jenis kalender, yaitu: kalender Lunar, kalender Solar dan kalender Lunisolar.

 Pencatatan yang semakin lengkap dan akurat ini membuat kalender di masa berikutnya makin dapat diandalkan untuk membuat prediksi terhadap fenomena-fenomena planet-planet tersebut. Kejadian-kejadian tertentu yang terkait dengan raja juga dicatat dalam kalender sebagai panduan bagi rakyat ini diterbitkan secara rutin setiap menjelang pergantian tahun. Sampai sekarang, kalender ini tetap terbit dengan nama Tung Shu.






Kalender Bulan (Lunar), Kalender Matahari (Solar) dan Kalender bulan-matahari (Lunisolar)



Kalender bulan (Lunar) menggunakan dasar waktu rotasi bulan mengelilingi bumi. Kalender matahari (Solar) menggunakan dasar waktu rotasi bumi mengelilingi matahari atau seringkali disebut kalender Gregorian.

Rotasi bulan (terhadap bumi) adalah 29,53 hari setiap bulan sehingga dalam 1 tahun ‘hanya’ 354,36 hari. Penentuan lamanya 1 bulan untuk kalender Lunar adalah 29 atau 30 hari, sedangkan ‘selisih’ ± 11 hari ini (365 hari – 354,36 hari), dikumpulkan untuk ditambahkan sebagai bulan sisipan (intercelary) setiap 3 tahun. Kalender Hijriah juga menggunakan pedoman kalender Lunar sehingga setiap tahunnya Idul Fitri akan maju 10 – 11 hari. Kalender bulan ini diawali pada Imlek yang beragam setiap tahunnya. Awal tahun 2009 tanggal: 26 Januari dan awal tahun 2010: 14 Februari.



Bumi mengelilingi matahari selama 365,24 hari sehingga setiap empat tahun (kabisat) ditambahkan 1 hari (0,24 x 4) ini sebagai tanggal 29 Februari. Awal tahun untuk kalender Solar ini adalah tetap yaitu setiap tanggal 1 Januari. 



Kalender Lunisolar adalah kalender yang menggabungkan periode waktu 1 bulan lama bulan mengelilingi bumi dengan periode 1 tahun adalah lama bumi mengelilingi matahari dan dibagi menjadi empat musim. Sejak dinasti Xia (2205 SM. - 1765 SM.), dan digunakan oleh petani sebagai pedoman untuk mulai tanam atau penen, maka kalender ini sering juga disebut almanak petani (farmer almanac). Awal tahun untuk kalender Lunisolar adalah tetap yaitu setiap tanggal 4 atau 5 Februari yaitu tanggal mulai atau awal musim semi.




I Ch’ing (Yi-Jing)


Diawali dengan Ba Gua temuan kaisar Fu Xi (2800 SM.) yang melegenda karena membantu rakyat Huaxu dengan menciptakan jaring untuk menangkap ikan dan cara-cara bercocok tanam. Alkisah, ayah Fu Xi dikatakan adalah dewa petir dengan ibu adalah penduduk Huaxu. Setelah sukses mengangkat harkat rakyat Huaxu, maka Fu Xi didaulat menjadi kaisar.




Setelah lama merenungkan tentang fenomena alam, Fu Xi mencetuskan Ba Gua (Delapan Trigram). Ba Gua tercetus setelah melihat kontur geografis Cina sebelum diberi ‘label’ dengan delapan fenomena alam yang dominan terjadi pada masing-masing daerah geografi tersebut. Agar lebih mudah diingat orang maka setiap trigram diberi label nama (Qian, Kun, Xun, Kan, Li, Dui, Gen, Zhen) dan diberi simbol, garis lurus dan garis patah, dan – – sehingga ada permutasi 8 tiga garis lurus dan/atau garis patah yang lazim disebut trigram serta menggambarkan susunan keluarga dan anggota keluarga yang lengkap sebelum diartikan dengan arah, angka, anggota tubuh dan masih banyak lainnya.




Tabel: Ba Gua, Trigram, anggota keluarga





Nama

Trigram



Fenomena alam



Bentuk

Trigram



Anggota Keluarga







Qian





Langit





▬▬▬

▬▬▬

▬▬▬






Ayah







Kun





Bumi





   

   

   






Ibu







Kan





Air





   

▬▬▬

   






Anak lelaki kedua







Li





Api





▬▬▬

   

▬▬▬






Anak perempuan Kedua







Xun





Angin





▬▬▬

▬▬▬

   






Anak perempuan pertama







Zhen





Petir





   

   

▬▬▬





Anak lelaki pertama







Dui





Danau





   

▬▬▬

▬▬▬





Anak perempuan ketiga







Gen





Gunung





▬▬▬

   

   






Anak lelaki ketiga



Keterangan:


Tiga garis lurus (garis Yang) adalah ayah dan 3 garis patah (garis Yin) adalah ibu. Dengan dibaca dari garis paling bawah, dimana garis Yang mewakili jenis kelamin lelaki dan garis Yin, maka diperoleh bahwa garis Yang di tengah berarti anak lelaki kedua, garis Yin di paling bawah berarti anak perempuan pertama dan seterusnya.




Dalam perkembangannya, Ba Gua ini dikembangkan dengan cara menyusun dua trigram ini menjadi satu heksagram yaitu kombinasi 6(enam) garis patah dan/atau  garis lurus.  Modifikasi Ba Gua dilakukan oleh Raja Wen (1100 SM.)  sebagai pendiri dinasti Zhou. Selama dipenjara pada pemerintahan dinasti Shang, Raja Wen mengubah susunan Ba Gua dai Fu Xi. Ba Gua susunan raja Wen ini kemudian disebut Ba Gua Susunan Langit Lanjutan yang dibedakan dengan Ba Gua versi awal dari Fu Xi yang kemudian disebut Ba Gua Susunan Langit Awal.


 Ba Gua versi Raja Wen ini kemudian diaplikasikan sebagai pegangan moral, sebelum dimanfaatkan untuk melakukan prediksi pada milenium berikutnya, dengan nama I Ch’ing (Yi-Jing) atau Buku Perubahan. Buku moral ini mencatat kisah raja Wen, mulai dari ditangkap, budaya-budaya jaman itu seperti berburu, hukuman bagi pesakitan bahkan penyelanggaraan pesta dll., saat dipenjara, membuat persiapan penggulingan kekuasaan, menyatakan perang, sukses menggulingkan dinasti Shang, membangun kembali kerajaan, melakukan penghematan anggaran, pengaturan pemerintah yang bijak tertuang pada 64 trigram pada I Ch’ing versi Raja Wen.    


Tidak puas hanya sampai titik itu, Raja Wen, selama di penjara, melakukan   dimodifikasi Ba Gua dengan menggabungkan dua trigram menjadi satu heksagram. Ada 64 heksagram yang diperoleh dari menggabungkan dua trigram dan kelak 64 heksagram ini disebut dengan I Ch’ing atau Yi-Jing.


 


Kompas


Kompas ditemukan di Cina oleh astronom-astronom yang bekerja pada raja. Kompas pada masa itu hanya digunakan untuk tujuan divinasi (bukan navigasi) dimana dalam biji besi kasar (lodestone) bermagnet ini diletakkan di atas permukaan air guna menentukan arah.



Bentuk kompas jaman dahulu berupa batu penjuru (lodestone). Kemampuan batu penjuru ini untuk menarik logam sudah diketahui sejak jaman besi (800 SM.) di daerah Mediterian, namun yang mengetahui bahwa batu penjuru itu selalu menunjuk ke arah tertentu sudah diketahui oleh bangsa Cina. Istana kaisar Qin, Shi Huang Ti (210 SM.) diketahui memasang sistem pengaman dengan menggunakan batu penjuru yang dipasang di pintu gerbang, dimana merupakan pendeteksi logam (metal detector) pertama kali di dunia. 



Bentuk kompas di Cina pada masa itu adalah sendok yang diletakkan di atas papan yang digunakan untuk tujuan divinasi atau ikan yang terbuat dari logam pipih yang diletakkan di atas permukaan air. Pegangan sendok atau kepala ikan menunjuk arah selatan dan sisi lain batang sendok atau ekor ikan menunjuk arah utara. Selanjutnya muncul berbagai versi kompas primitif ini. Ada yang membuat kura-kura kayu yang dalamnya diisi besi yang berada di lekuk bawah perut untuk kemudian ditaruh di atas logam runcing yang berada di tengah papan divinasi agar mudah memutar. Kepala kura-kura menghadap arah selatan dan ekor menghadap arah utara. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka tempat tersebut tidak banyak angin.





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar